Di PHK Gara-Gara Kicauan di Media Sosial, Hati-Hati 5 Hal Ini

Reza Andrafirdaus, Jurnalis
Jum'at 11 Desember 2020 06:40 WIB
Karyawan di PHK (Foto: Shutterstock)
Share :

JAKARTA – Penggunaan media sosial saat ini akan mendatangkan banyak kemudahan. Keberadaannya dapat memberikan manfaat yang besar untuk membantu kita mencari hal apapun, bahkan sebuah pekerjaan.

Namun, media sosial dapat juga mendatangkan kerugian jika seseorang tidak bijak dalam menggunakannya. Biasanya banyak orang mencurahkan segala permasalahan dan isi hatinya dengan menulis status pada media sosialnya, seperti facebook dan twitter. Jika tidak berhati-hati, penulisan status yang tidak semestinya akan mendatangkan kerugian di kemudian hari.

Dilansir dari Real Simple, Jakarta, Jumat (11/12/2020), media sosial memiliki sisi yang gelap yang akan menghambat seseorang dalam mencari ataupun menjalankan pekerjaannya. Jagalah reputasi diri dengan baik di sosial media karena 63% perekrut pekerjaan akan memeriksa pelamarnya dari sana.

Baca Juga: Ngantuk saat Kerja? Coba Cara Ini agar Tak Ditegor Bos

Berikut ini beberapa contoh kesalahan pada facebook dan twitter yang harus dihindari agar tidak merugikan di kemudian hari.

1. Tweet tentang Wawancara Kerja

Contoh yang satu ini dikenal sebagai insiden "Cisco Fatty". Seorang mahasiswa pascasarjana memperoleh nilai magang berbayar di Cisco, lalu dia langsung men-tweet, "Cisco baru saja menawariku pekerjaan! Sekarang saya harus mempertimbangkan kegunaan gaji yang berlemak dibandingkan perjalanan harian ke San Jose dan membenci pekerjaan itu. "

Seorang karyawan Cisco melihatnya dan menjawab, “Siapa manajer perekrutan itu? Saya yakin mereka akan senang mengetahui bahwa Anda akan membenci pekerjaan itu. Kami di sini, di Cisco, berpengalaman dalam web. ”

Meskipun tidak menggunakan kata yang kasar, sebaiknya proses wawancara tidak disebarluaskan karena itu bersifat pribadi dan tidak boleh menjadi konsumsi publik. Jika ingin membagi kebahagiaan di media sosial, sebaiknya gunakan kata-kata yang tidak membuat orang mengetahui secara terbuka bagaimana proses wawancara tersebut berlangsung.

Baca Juga: Bos Suka Marah-Marah? Mungkin Ini Penyebabnya

2. Bolos Kerja

Seorang pekerja magang bernama Kevin Colvin akan menanggung malu atas kejadian yang diunggah di facebook. Pasalnya dia ketahuan bolos kerja oleh rekan kerjanya. Kevin mengatakan kalau ada kondisi darurat yang terjadi di rumahnya ketika Halloween. Namun, rekan kerjanya melihat postingan Kevin sedang berlibur seperti seorang putri sambal memegang bir. Akibat kejadian itu, Kevin pun dipecat atasannya.

Dari insiden di atas dapat diambil pelajaran, sebaiknya bersikaplah jujur kepada siapa pun. Kejujuran adalah barang yang sangat mahal dan langka. Lalu, janganlah mengunggah setiap kegiatan yang dilakukan ke media sosial. Jika tidak bijak dalam menggunakannya, nasib seperti Kevin akan segera dialami.

3. Mengkritik Kondisi Kerja

Lima karyawan National Hispanics of Buffalo mengeluh di Facebook tentang perusahaan mereka, dan semuanya dipecat, meskipun mereka memposting ketika mereka tidak sedang bekerja.

Mengutarakan pendapat memang baik dan dilindungi undang-undang, tetapi ada beberapa perusahaan yang memiliki kebijakan media sosial. Sebaiknya perhatikan dengan baik kondisi tersebut agar kejadian pemecatan yang memalukan tidak pernah terjadi.

4. Menceritakan Kebosanan

Seorang karyawan yang masih di tingkat pemula dipecat karena menceritakan kebosanannya di facebook. Pihak perusahaan menanggapi cerita karyawan tersebut dengan sebuah surat pemecatan karena dianggap tidak menikmati pekerjaan yang diberikan.

Walaupun seharusnya bosan tidak bisa dijadikan argumen serius dalam melakukan pemecatan, tetapi seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa setiap perusahaan pasti memiliki kebijakan media sosial. Sebaiknya, lebih berhati-hati dalam mencurahkan isi pikiran di media sosial, apalagi kalau media tersebut berteman dengan atasan tempat bekerja.

5. Menjelekkan Klien

Contoh kali ini datang dari seorang karyawan starbucks. Karyawan kedai kopi tersebut dipecat karena menjelekkan pelanggannya dengan membuat nyanyian di video youtube.

Sebaiknya jika ingin menyampaikan kritik atau keluhan mengenai pelanggan, bicarakan dengan atasan di tempat kerja agar proses tukar pikiran dapat dilakukan. Dengan begitu, permasalahan akan diselesaikan dengan baik tanpa harus berujung dengan pemecatan.

Lima karyawan National Hispanics of Buffalo mengeluh di Facebook tentang perusahaan mereka, dan semuanya dipecat, meskipun mereka memposting ketika mereka tidak sedang bekerja.

Mengutarakan pendapat memang baik dan dilindungi undang-undang, tetapi ada beberapa perusahaan yang memiliki kebijakan media sosial. Sebaiknya perhatikan dengan baik kondisi tersebut agar kejadian pemecatan yang memalukan tidak pernah terjadi.

4. Menceritakan Kebosanan

Seorang karyawan yang masih di tingkat pemula dipecat karena menceritakan kebosanannya di facebook. Pihak perusahaan menanggapi cerita karyawan tersebut dengan sebuah surat pemecatan karena dianggap tidak menikmati pekerjaan yang diberikan.

Walaupun seharusnya bosan tidak bisa dijadikan argumen serius dalam melakukan pemecatan, tetapi seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa setiap perusahaan pasti memiliki kebijakan media sosial. Sebaiknya, lebih berhati-hati dalam mencurahkan isi pikiran di media sosial, apalagi kalau media tersebut berteman dengan atasan tempat bekerja.

5. Menjelekkan Klien

Contoh kali ini datang dari seorang karyawan starbucks. Karyawan kedai kopi tersebut dipecat karena menjelekkan pelanggannya dengan membuat nyanyian di video youtube.

Sebaiknya jika ingin menyampaikan kritik atau keluhan mengenai pelanggan, bicarakan dengan atasan di tempat kerja agar proses tukar pikiran dapat dilakukan. Dengan begitu, permasalahan akan diselesaikan dengan baik tanpa harus berujung dengan pemecatan.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya