JAKARTA - Harga emas menguat lagi pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) memperpanjang kenaikan untuk hari kedua berturut-turut, di tengah prospek langkah-langkah stimulus lebih lanjut setelah Federal Reserve AS berjanji mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol sampai pemulihan ekonomi selesai.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, naik USD3,8 atau 0,2% menjadi ditutup pada USD1.859,10 per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (15/12), emas berjangka melonjak USD23,2 atau 1,27% menjadi USD1.855,30.
Baca Juga: Dolar AS Melemah Usai The Fed Pertahankan Suku Bunga Nol
Emas berjangka jatuh USD11,5 atau 0,62% menjadi USD1.832,10 pada Senin (14/12), setelah menguat USD6,20 atau 0,34% menjadi USD1.843,60 pada Jumat (11/12), dan turun tipis USD1,1 atau 0,06% menjadi USD1.837,40 pada Kamis (10/12).
Ketua Fed Jerome Powell mengatakan dalam konferensi pers bahwa ekonomi AS mungkin akan terus mendapat dukungan dari kebijakan fiskal dan moneter untuk pemulihan.
"Powell berhasil memadamkan aksi jual pasar awal dengan meyakinkan bahwa Fed yang sangat waspada tidak akan ragu untuk memperluas dukungan jika perlu," kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam dasar dan mulia di BMO.
Baca Juga: Harga Minyak Terus Naik, dari Minus Kini Tembus USD51/Barel
Kongres AS hampir mencapai RUU bantuan dan stimulus COVID-19 baru, memicu kekhawatiran inflasi dan mendorong investor ke logam mulia sebagai tempat berlindung yang aman.
Anggota parlemen di Kongres "mendekati" kesepakatan RUU bantuan COVID-19 900 miliar dolar AS yang akan mencakup bantuan uang tunai 600 hingga 700 dolar AS dan tunjangan pengangguran yang diperpanjang.
Angka ekonomi suram yang dirilis pada Rabu (16/10/2020) juga mendukung emas. IHS Markit melaporkan bahwa indeks manajer pembelian manufaktur dan jasa masing-masing melemah menjadi 56,5 dan 55,3 pada Desember, turun dari 56,7 dan 58,4 bulan sebelumnya.
Emas telah meningkat lebih dari 22% sepanjang tahun ini, mengandalkan daya tariknya sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang kemungkinan besar karena stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dilepaskan pada tahun ini. Demikian seperti dilansir Antara, Jakarta, Kamis (17/12/2020).
The Fed berjanji untuk terus menyalurkan uang tunai ke pasar keuangan untuk melawan resesi, bahkan ketika prospek 2021 para pembuat kebijakan membaik setelah peluncuran awal vaksin virus corona.
Berita positif tentang vaksin telah mengangkat harapan atas pemulihan ekonomi yang cepat. Meski demikian, investor masih tetap khawatir dengan melonjaknya kasus virus corona.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 40,8 sen atau 1,66% menjadi ditutup pada USD25,052 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun USD3,9 atau 0,38% menjadi menetap di USD1.035,4 per ounce.
(Dani Jumadil Akhir)