JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo fokus melipatgandakan produksi kedelai tahun ini. Program terobosan peningkatan produksi kedelai disiapkan dan dipastikan secara penuh diimplemensikan pada tingkat lapangan dalam 200 hari ini.
"Masalah kedelai yang ada saat ini adalah kontraksi global, khususnya akibat pandemi Covid 19. Kami sikapinya dengan siapkan langkah kongkret mendorong petani tingkatkan produksi. Program aksi nyatanya kami susun, tapi bagi kami yang terpenting bagaimana dapat diimplementasikan di lapangan. Ini yang kita pastikan," ujar dia Jakarta, Selasa (5/1/2021).
Baca Juga: Harga Kedelai Impor Mahal, Mentan Andalkan Produksi Lokal
Menurut dia, peningkatan produksi kedelai dalam negeri yang berdaya bersaing baik kualitas maupun harganya merupakan program prioritas pembangunan pertanian. Program kongkretnya yakni melalui perluasan areal tanam dan meningkatkan pelibatan integrator, unit-unit kerja Kementan dan pemerintah daerah.
"Dengan langkah cepat dari Kementan bersama berbagai integtator dan pengembang kedelai yang ada kita lipatgandakan dengan kekuatan. Kita bergerak cepat, sehingga produksi kedelai dalam negeri meningkat," ungkap dia.
Baca Juga: Kementan-Kemendag Harus Kompak Hilangkan Ketergantungan Impor Kedelai
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menegaskan langkah nyata yang diimplementasi Kementan guna produksi produksi kedelai 2021 di antaranya percepatan budidaya di klaster-klaster dengan integrator. Tahun 2021 ini digelontarkan bantuan pengembangan kedelai di Provinsi Sulawesi Utara seluas 9.000 ha, Sulawesi Barat 30.000 ha, dan Sulawesi Selatan 9.000 ha,
"Membangun kemitraan hilirisasi dan pasar industri tahu tempe dengan petani di Jateng 15.000 ha, Jabar 15.000 ha, Jatim 15.000 ha, NTB 4.000 ha dengan dukungan KUR dan akses kepada offtaker," jelasnya.