JAKARTA - KRL Yogyakarta-Solo mulai uji coba dengan penumpang terbatas hari ini. Transportasi berbasi rel tersebut pun telah melalui serangkaian uji coba integrasi sistem menyeluruh dalam beberapa bulan terakhir.
Dirjen Perkeretaapian Zulfikri mengatakan bahwa pengembangan elektrifikasi kereta api atau KRL di Yogya–Solo merupakan komitmen Ditjen Perkeretaapian untuk menyediakan sarana Perkeretaapian yang efektif, efisien, dan terjangkau bagi masyarakat,
"Sekaligus mendukung Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden dengan mewujudkan transportasi yang berdaya saing, berteknologi, dan ramah lingkungan," ujar dia di Jakarta, Rabu (20/1/2021).
Baca Juga: MRT Bakal Caplok Saham KCI, KAI Kehilangan 80% Penumpang
Sebelumnya, jalur kereta api Yogya-Solo telah dilayani Kereta Rel Diesel (KRD) Prambanan Ekspress (Prameks) yang terus mengalami peningkatan okupansi dan perpanjangan jalur hingga ke Stasiun Kutoarjo. Kenaikan ini membuat Ditjen Perkeretaapian bersama PT KAI perlu melakukan inovasi untuk memenuhi kebutuhan transportasi massal yang memadai di jalur Yogya-Solo.
Lebih lanjut Zulfikri mengatakan bahwa pemilihan elektrifikasi di Koridor Yogya-Solo sesuai hasil Studi Kelayakan yang dilakukan menyebutkan bahwa dengan penduduk hampir mencapai 10 juta, diprediksi pada Tahun 2021 potensi pertumbuhan penumpang kereta api jalur Yogya-Solo sebesar 5.921.890 meningkat sebesar 29.320.769 pada tahun 2035.
"Adanya KRL juga akan mendukung konektivitas transportasi di KSPN Borobudur dan mendorong kegiatan pemulihan ekonomi kawasan yang terdampak dengan adanya pandemi Covid-19. Selain itu secara teknis koridor, Yogya-Solo ini jalur ganda jadi lebih mudah dan lebih efisien pembangunannya," ungkap dia.
Baca Juga: Penumpang KRL Anjlok 70% Imbas Covid-19
Pada saat beroperasi nanti, tarif yang dikenakan penumpang adalah sebesar Rp8.000.Tarif ini sama dengan tarif KA Prameks yang selama ini sudah melayani koridor Yogya-Solo.
"Tarif untuk tahun pertama disamakan dengan tarif KA Prameks dan ini sudah mendapat subsidi PSO dari Pemerintah," tutur Zulfikri.
Ke depan pengoperasian KRL Yogya-Solo ini akan terus dievaluasi untuk melihat okupansi serta animo masyarakat dalam menggunakan KRL. Adapun Kereta Prameks saat ini masih tetap beroperasi dengan penyesuaian waktu layanan KRL yang nantinya diharapkan dapat seluruhnya digantikan oleh KRL.
Sementara itu Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah Putu Sumarjaya mengatakan bahwa Pembangunan Elektrifikasi Jalur KA Yogya-Solo sepanjang kurang lebih 60 KM ini dimulai konstruksi Tahun 2019 dan akan selesai di awal tahun 2021. Sampai saat ini telah dilakukan pengujian prasarana dan safety assesment untuk kesiapan operasi KRL Yogya-Solo.
"Serangkaian pengujian telah dilakukan termasuk safety assesment dan sinkronisasi sistem dengan kereta jenis lainnya. Hal ini untuk memastikan agar nantinya KRL Yogya-Solo siap beroperasi dengan aman,” tegasnya.