Rupiah Menguat ke Rp14.058/USD

Fakhri Rezy, Jurnalis
Jum'at 29 Januari 2021 10:35 WIB
Rupiah (Reuters)
Share :

JAKARTA - Nilai tukar Rupiah terhadap mata uang dolar AS mengalami penguatan. Rupiah pagi ini di kisaran Rp14.000-an per USD.

Melansir Bloomberg Dollar Index, Jumat (29/1/2021) pada pukul 10.27 WIB, Rupiah pada perdagangan spot exchange menguat 19,5 poin atau 0,14% dan berada di level Rp14.058 per USD. Rupiah bergerak di kisaran Rp14.052 hingga Rp14.058 per USD.

 Baca juga: Rupiah Tertekan ke Rp14.080 Usai The Fed Tahan Suku Bunga Acuannya

Sementara, dalam yahoofinance Rupiah menguat Rp1 atau 0,01% ke Rp14.114 per USD. Di mana, pergerakan harian berada di kisaran Rp14.114-14.115 per USD.

Menurut riset Treasury MNC Bank, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diperkirakan masih akan berfluktuasi pada perdagangan Jumat (29/1/2021) di tengah tren penguatan dolar AS.

 Baca juga: Dolar AS Mengamuk, Rupiah Terpental Dekati Rp14.100/USD

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menyampaikan sejumlah faktor internal dan eksternal masih akan membuat rupiah berfluktuasi pada perdagangan Jumat.

Mata uang rupiah pagi ini kemungkinan masih akan fluktuatif di rentang Rp14.050-Rp14.110 per USD," paparnya dalam publikasi riset.

Pada Kamis (28/1/2021), rupiah parkir di zona merah setelah melemah 28 poin atau 0,19 persen ke level Rp14.078. Adapun indeks dolar terpantau menguat 0,13 persen ke level 90,765.

Pelemahan rupiah bersamaan dengan tren serupa di kawasan Asia. Mata uang won Korea menjadi pemimpin pelemahan setelah ditutup melemah 1,36 persen. Hanya ringgit Malaysia dan yuan China yang menguat terhadap dolar hari ini.

indeks dolar kembali menguat setelah The Federal Reserve AS menyatakan kekhawatiran tentang kecepatan pemulihan ekonomi di AS. Bank sentral Negeri Paman Sam itu pun mengumumkan hasil rapat bulanan edisi Januari 2021. Hasilnya sesuai dengan ekspektasi pasar.

The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 0 persen-0,25 persen. The Fed juga berkomitmen tetap menjalankan program pembelian obligasi (quantitative easing) sampai ekonomi dan pasar tenaga kerja betul-betul pulih dari dampak pandemi virus corona.

Saat ini, The Fed memborong obligasi pemerintah AS setidaknya US$ 80 miliar per bulan plus aset beragun kredit properti (mortgage-backed securities) USD40 miliar.

Informasi yang negatif dari data eksternal dan internal membuat arus modal asing kembali keluar pasar finansial dalam negeri sehingga berdampak terhadap pelemahan mata uang garuda

Dari dalam negeri, mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020 diperkirakan terkontraksi 2 persen. Hal itu dipicu penerapan pembatasan sosial berskala besar yang menekan tingkat konsumsi masyarakat.

Bank Dunia juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bisa tumbuh 4,4 persen, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya. Prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia diturunkan oleh International Monetary Fund (IMF).

Ke depan, pemerintah juga masih menerapkan pembatasan sosial bertajuk penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Hal itu dilakukan karena angka infeksi Covid-19 masih tinggi dan menembus 1 juta.

(Fakhri Rezy)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya