JAKARTA - Dana di Indonesia Investment Authority (INA) atau Sovereign Wealth Fund (SWF) diperkirakan mencapai Rp280 triliun. Jumlah itu hanya diperoleh Lembaga Pengelola Investasi selama 1-2 tahun ke depan.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo optimis nilai tersebut bisa diperoleh melalui upaya kerjasama dengan sejumlah investor global.
"Saya pikir itu bisa dicapai. 1 sampai 2 tahun ke depan, bisa menyumbang USD20 miliar," ujarnya, Rabu (3/2/2021).
Baca Juga: Wamen BUMN: Investor Asing Bakal Serbu Indonesia meski Covid-19
Saat ini, belum ada komitmen kerjasama Indonesia dan investor global untuk pendanaan investasi di INA. Meski begitu, sejumlah investor telah menyampaikan ketertarikannya. Untuk aset awal SWF, pemerintah tetap menyiapkan pendanaannya.
"Saya akan mengatakan bahwa belum ada komitmen yang kuat, tetapi menurut saya ada minat yang kuat, namun kami tetap mengupayakan dengan serius. Dan kami juga telah menyiapkan aset yang kuat yang akan ditempatkan sebagai aset awal,"
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya menyebut, sudah ada beberapa negara yang menyatakan minatnya untuk bergabung dengan INA. Di antaranya Jepang, Amerika Serikat, Kanada, hingga Uni Emirat Arab.
Baca Juga: LPI Dilirik Investor Asing, Janjikan Duit Tak Berseri
"Saat ini sudah ada beberapa negara sampaikan ketertarikan dari AS, Jepang, Uni Emirat Arab, Saudi Arab dan Kanada," kata Jokowi dalam video virtual beberapa waktu lalu.
Dia menuturkan, pembiayaan pembangunan yang baru bukan hanya berbasis pinjaman, melainkan bentuk penyertaan modal atau saham. Dengan sistem pembiayaan ini diperkirakan lebih menyehatkan ekonomi Indonesia.
"Modal atau ekuitas sehatkan ekonomi kita, sehatkan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) kita di sektor infrastruktur dan energi," ujarnya.