JAKARTA - Pemerintah mencatat ada dua perusahaan global yang tertarik berinvestasi di industri baterai kendaraan mobil listrik Tanah Air. Kedua perusahaan tersebut adalah yakni Tesla Inc dan BASF.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut, masuknya Tesla dan BASF dalam industri baterai kendaraan listrik Indonesia akan memperkuat bisnis yang nantinya ditangani oleh Holding Indonesia Battery Corporation (IBC). Sebab, kedua perusahaan asing itu memiliki infrastruktur teknologi dan market yang luas.
Baca juga: Holding BUMN Baterai Listrik Ditargetkan Lahir di Semester I-2021
"Kalau perusahaan ini masuk, ini sebuah kolaborasi yang tepat, dimana mereka menguasai teknologi dan pasar, kita menguasai SDA kita," kata Bahlil Rabu (3/2/2021).
Tesla, produsen mobil listrik asal Amerika Serikat (AS) dikabarkan akan mengajukan proposal rencana investasi kepada pemerintah pada Rabu atau Kamis (3/2/2021) esok hari. Sebelumnya, Tesla sudah menandatangani Non Disclosure Agreement (NDA).
Baca juga: Investasi Raksasa dari Korsel, RI Punya Mobil Listrik di 2021
Meski begitu, belum diketahui secara pasti bahwa penandatanganan Non Disclosure Agreement merupakan bagian dari rencana Tesla berinvestasi di industri kendaraan mobil listrik Indonesia yang tengah digodok pemerintah.
Tesla dan BASF adalah dua perusahaan dari 7 perusahaan global yang dipastikan akan berinvestasi di dalam mega proyek pembangunan industri kendaraan listrik baterai. Meski pemerintah cukup hati-hati melibatkan perusahaan asing di dalam industri Tanah Air. Setidaknya akan ada partisipasi UMKM dan pengusaha lokal dalam rantai pasok industri tersebut.
Bahlil menegaskan, Freeport menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia. Dalam konteks pengembangan industri baterai kendaraan mobil listrik, pemerintah memastikan pengaturan sahamnya dilakukan secara baik.
"Masalah Freeport sudah cukup menjadikan kita sebagai pelajaran yang berharga. Sekarang sahamnya diatur baik, harus melibatkan pengusaha nasional, dan UMKM di seluruh rantai pasoknya," kata dia.
(Fakhri Rezy)