JAKARTA - Rencana aksi korporasi Menteri BUMN Erick Thohir dengan mencatatkan saham perseroan negara di pasar modal Tanah Air atau initial public offering (IPO) dinilai tepat. Namun, langkah transformasi itu harus dibarengi dengan penyelesaian utang perseroan.
Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan menilai, Initial Public Offering (IPO) menjadi alternatif pendanaan badan usaha penting untuk di dorong Kementerian BUMN. Dia mengingatkan, saat resmi menjadi perseroan terbuka (Tbk) manajemen diharuskan menyelesaikan utang yang masih membebani.
Baca juga: Daftar Anak Usaha BUMN yang Bakal IPO
Dana segar yang bersumber dari investor itu, kata dia, belum seimbang dengan beban utang yang ditanggung perseroan pelat merah saat ini.
"Tentu ini penting menekan utang. Tapi yang terpenting dia (BUMN) bisa berada di ranah publik sehingga bisa melakukan aksi korporasi dengan lebih profesional termasuk selesaikan utang-utang karena pendapatan dana dari publik belum seimbang dengan beban utang," ujar Dahlan Jumat (5/2/2021).
Baca juga: Ada 27 Perusahaan Antre Melantai di Bursa
Meski begitu, Dahlan tak mengelak penawaran perdana saham BUMN di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memperluas struktur pendanaan. Artinya, posisi perusahaan jahu lebih baik dibandingkan masih berstatus Perseroan Tertutup (PT).
Lelaki kelahiran Magetan, Jawa Timur, itu pun meyakini kemampuan Erick Thohir untuk membawa BUMN melantai ke pasar modal. Bahkan, dia menyarankan lebih banyak lagi BUMN yang harus di-IPO-kan.