JAKARTA - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mencatatkan laba bersih sebesar USD51,35 juta pada akhir 2020 atau melonjak 118% dibanding 2019 sebesar USD22,88 juta. Sehingga, laba per saham dasar naik menjadi USD0,0029, sedangkan akhir tahun 2019 yang tercatat sebesar USD0,0013.
Lonjakan laba bersih itu dihasilkan penyesuaian pajak yang lebih rendah ditambah dengan pencapaian program pengurangan biaya struktural perseroan untuk memberikan kinerja yang lebih baik di lingkungan dengan kondisi pasar yang membaik. Padahal, pendapatan bersih turun 4% menjadi USD1,806 miliar dari USD1,881 miliar pada akhir 2019.
Baca Juga: Chandra Asri Rugi USD29,9 Juta, Bagaimana Bisnis Petrokimia di Tengah Corona?
Hal itu disebabkan harga jual rata-rata yang lebih rendah menjadi USD813 per ton dari USD968 per ton di tahun 22019. Demikian dikutip dari Harian Neraca, Kamis (4/3/2021).
Mengingat harga Ethylene dan Polyethylene turun tajam menjadi USD720 per ton. Namun hal itu diimbangi dengan peningkatan penjualan sebesar 14% menjadi 2,222 KT di tahun, bandingkan dengan akhir tahun 2019 sebesar 1,943KT. Sementara itu, beban pokok pendapatan sebesar USD1,641 miliar di akhir tahun 2020 turun 4% dibandingkan akhir tahun 2019 sebesar USD1,709 miliar.
Baca Juga: Chandra Asri Gelar Right Issue, Pemegang Saham Terancam Dilusi 29%
Pada sisi lain, kewajiban meningkat menjadi USD1,782 miliar dari USD1,690 miliar. Hal itu disebabkan oleh utang usaha yang lebih tinggi pada US$ 699.7 juta, ditambah dengan peningkatan total posisi utang sebesar USD844.3 juta.
Terakhir, asset meningkat sebesar 4,1% menjadi USD3,593 miliar pada 31 Desember 2020, dibandingkan dengan USD3,451 miliar pada 31 Desember 2019. Tahun ini, perseroan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) minimal USD60 juta. Capex ini akan digunakan untuk aktivitas umum pabrik yang sudah ada agar berjalan optimal.