JAKARTA - Pemerintah kembali melanjutkan program Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) atau BLT UMKM pada tahun ini. Hal itu demi membantu para pedagang kecil di tengah himpitan krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop dan UKM Eddy Satria mengatakan setelah pembahasan regulasi difinalisasi, pihaknya menyepakati kalau nominal BLT UMKM akan berbeda seperti tahun lalu. Namun sayangnya dia tak ingin menjelaskan lebih rinci apakah nilai BLT tersebut akan lebih kecil atau besar.
Baca Juga: Jokowi Cairkan BLT UMKM, Tetap Rp2,4 Juta?
Seperti diketahui, BLT UMKM UMKM pada tahun 2020 tercatat telah tersalurkan 100% dengan total nilai Rp28,8 triliun. Bantuan ini diberikan sebesar Rp2,4 juta per pelaku usaha mikro, dan targetnya sebanyak 12 juta penerima.
"Besaran (BLT UMKM) tidak sama dengan tahun lalu. InshaAllah awal minggu ini kita share info detail," ujarnya kepada Okezone, Jumat (19/3/2021).
Dia mengaku akan memberikan informasi lebih rinci kepada publik bila nantinya regulasi yang sudah memasuki tahapan akhir pembahasan selesai diundangkan.
"Sabar ya. Mudah-mudahan cepat diundangkan, saya bisa share setelah itu, sesuai pesan kawan-kawan di setkab," katanya.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan program PEN KUMKM terdiri dari dua klaster. Pertama, bagi usaha mikro yang unbankable, Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM).
“Insya Allah segera akan digulirkan oleh Presiden,” kata Teten, kemarin.
Kedua, PEN bagi kelompok usaha yang sudah bankable dan telah mendapatkan kredit usaha rakyat (KUR) berupa fasilitas subsidi bunga KUR dan pembiayaan modal kerja koperasi melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM).
"Pemerintah terus mematangkan alternatif pembiayaan untuk UMKM dan Koperasi yang murah, mudah, dan cepat agar UMKM cepat naik kelas,” papar Teten.
Dia mengakui pandemi memberikan dampak sangat besar bagi UMKM. Menurut data Siap Bersama UKM, dampak pandemi terhadap UMKM yaitu Kesulitan Pemasaran 22,9%, Distribusi Terhambat 20,01%, Kesulitan Permodalan 19,39%, dan Bahan Baku 18,87%.
(Dani Jumadil Akhir)