Indeks Dolar Sentuh Level Tertinggi selama Empat Bulan

, Jurnalis
Selasa 30 Maret 2021 07:21 WIB
Dolar AS (Foto: Ilustrasi Shutterstock)
Share :

JAKARTA – Indeks dolar menguat ke level tertinggi empat bulan pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) setelah bergerak fluktuatif, dengan euro mendekam di bawah 1,18 dolar dan mata uang komoditas jatuh, karena greenback menarik beberapa permintaan safe-haven di tengah kekhawatiran tentang potensi kegagalan dana lindung nilai pada margin calls.

Indeks dolar, ukuran nilai greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, mencapai setinggi 92,964, level terkuat sejak November. Indeks terakhir naik 0,1% pada 92,904.

Baca Juga: Dolar AS Naik 3 Hari Berturut-turut, Investor Jauhi Mata Uang Berisiko

Indeks S&P 500 dan Nasdaq turun setelah bank-bank global mengatakan mereka menghadapi potensi kerugian dari kegagalan dana lindung nilai, yang diidentifikasi sebagai Archegos Capital, yang menurut para analis terkait dengan media besar AS dan perusahaan teknologi China.

"Dolar naik karena pembelian safe-haven," kata kepala strategi pasar di Cambridge Global Payments Karl Schamotta dilansir dari Antara, Selasa (30/3/2021). "Pedagang takut bahwa mini-LTCM (Long Term Capital Management) sedang berlangsung, dan mencoba keluar dari penurunan bawah domino."

Baca Juga: Dolar Kembali Perkasa Usai Yellen dan Powell Beri Sinyal Ekonomi AS Kuat

LTCM adalah dana lindung nilai AS yang besar yang runtuh pada 1998 sebagian karena strategi yang sangat bergantung utang, memaksa dana talangan dari pemerintah AS.

Sementara euro, tampak tertekan pada Senin (29/3/2021) karena prospek pembatasan virus corona yang lebih ketat di Prancis dan Jerman meredupkan prospek jangka pendek untuk ekonomi Eropa.

Mata uang tunggal Eropa tergelincir 0,2% menjadi 1,1769 dolar, setelah sebelumnya turun menjadi 1,1760 dolar, terendah sejak November. Secara bulanan, euro anjlok 2,5%, penurunan terbesar sejak Juli 2019.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya