JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat perusahaan yang berencana melakukan Initial Public Offering (IPO) atau penawaran perdana saham di Bursa.
Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, per 30 Maret 2021 terdapat 11 perusahaan tercatat baru saham di Bursa Efek Indonesia dan masih terdapat 22 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Terkait hal tersebut, Okezone telah merangkum beberapa fakta menarik, Sabtu (3/4/2021).
Baca Juga: IPO, Imago Mulia Persada Bidik Rp30 Miliar
1. Belum ada BUMN dan Unicorn yang akan IPO
Dari 22 perusahaan yang masuk pipeline tersebut, I Gede Nyoman mengatakan belum ada perusahaan BUMN maupun Unicorn yang berencana melakukan IPO.
"Dapat kami sampaikan dari 22 perusahaan dalam pipeline tersebut belum ada yang perusahaan BUMN maupun Unicorn," ujarnya, Kamis (1/4/2021).
2. Perusahaan terbanyak datang dari sektor consumer cyclicals
Nyoman menjelaskan, sektor consumer cyclicals menjadi sektor dengan calon emiten terbanyak dengan jumlah enam perusahan. Kemudian, terdapat sektor basic materials, technology dan properties & real estate terdiri atas tiga perusahaan.
Kemudian, sektor industrials, energy dan consumer non cyclicals terdapat dua perusahaan dan sektor infrastructures satu perusahaan.
Baca Juga: Klub Bola Kaesang Pangarep Mau IPO, BEI Girang
3. Daftar pipeline pencatatan saham berdasarkan ukuran skala aset
Berdasarkan ukuran skala aset sebagaimana diatur di POJK 53 tahun 2019, maka pipeline pencatatan saham dapat dikategorikan sebagai berikut:
7 Perusahaan aset skala kecil (aset di bawah Rp50 miliar)
10 Perusahaan set skala menengah (aset antara Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar)
5 Perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp250 miliar).