JAKARTA - Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Tanri Abeng menyarankan, dewan direksi perseroan pelat merah perlu mengubah strategi bisnis. Perubahan dari strategi utang ke strategi partner.
Strategi partner sendiri merupakan kerjasama atau aliansi antara BUMN dengan perusahaan multinasional yang memiliki sumber daya yang mumpuni. Aliansi tersebut diyakini mampu mendorong kinerja perusahaan negara dan membebaskan perusahaan dari belenggu utang.
Baca Juga: Dahlan Iskan Soroti Keuangan BUMN, Dirut Hutama Karya: Bisnis Ini Sangat Berisiko
Perusahaan multinasional yang menjadi mitra BUMN adalah mereka yang memiliki keuangan yang stabil, teknologi terbaru, manajemen yang baik (best practice manajemen), hingga akses pasar yang luas.
"Jadi perubahan (strategi) utang bon kepada strategis aliansi ini menarik sekali, saya kira ini bisa berlangsung," ujar Tanri dalam sesi wawancara dengan salah satu TV Swasta, Senin (19/4/2021).
Dalam proses kerja sama itu, korporat multinasional akan membawa dolar, teknologi, dan best practice manajemen yang bisa dimanfaatkan manajemen BUMN. Pemanfaatan sumber daya itu diyakini mampu memperbaiki kinerja perseroan kedepannya.
Baca Juga: Keuangan BUMN Karya Berdarah-darah, Ini Kata Dirut WIKA
Aliansi strategis dengan perusahaan multinasional yang bisa membawa uangnya pasti dolar yang dia bawa masuk. Kedua dia pasti bawa teknologi dengan demikian ada jaminan bahwa bisnisnya akan berjalan dengan baik, bahkan mereka bisa membawa best practice manajemen atau manajemen yang bagus yang terakhir mereka memiliki akses pasar," kata dia.
Dalam arsip pemberitaan MNC Portal Indonesia, utang BUMN mencapai Rp1.682 triliun hingga September 2020. Tren kenaikan utang perseroan terjadi dalam beberapa tahun terakhir.