CHICAGO - Harga emas lebih tinggi pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), berbalik menguat setelah sehari sebelumnya menurun. Harga emas naik setelah dolar AS dan imbal hasil obligasi AS turun menyikapi pernyataan Menteri Keuangan Janet Yellen terkait suku bunga.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange naik USD8,3 atau 0,47% menjadi USD1.784,30 per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (4/5/2021), emas berjangka anjlok USD15,8 atau 0,88% menjadi USD1.776.
Emas berjangka melonjak USD24,1 atau 1,36% menjadi USD1.791,80 pada Senin (3/5/2021), setelah terkikis 60 sen AS atau 0,03% menjadi USD1.767,70 pada Jumat (30/4/2021), dan melemah USD5,6 atau 0,32% menjadi USD1.768,30 pada Kamis (29/4/2021).
Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Rp8.000/Gram, Ini Daftarnya
"Obligasi pemerintah sedikit mengantre sehingga Anda mendapatkan keuntungan dalam emas," kata Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures, Bob Haberkorn, dikutip dari Antara, Kamis (6/5/2021).
"Pasar emas sedang mengurangi apa yang dikatakan Janet Yellen kemarin, dan melihat fakta bahwa Fed mungkin tidak dalam posisi untuk menaikkan suku bunga pada saat ini," kata Haberkorn,
Yellen awalnya mengatakan kenaikan suku bunga mungkin diperlukan untuk menghentikan ekonomi yang terlalu panas karena rencana pengeluaran Presiden AS Joe Biden mendorong pertumbuhan, tetapi kemudian mengesampingkan pernyataan tersebut dan mengatakan tidak ada masalah inflasi yang muncul.
Baca Juga: Harga Emas Berjangka Turun Merespons Pernyataan Yellen
Ia mengklarifikasi pada Rabu (5/5/2021) bahwa komentar sebelumnya tentang kemungkinan Federal Reserve menaikkan suku bunga bukanlah prediksi atau rekomendasi, meniadakan penurunan harga emas pada Selasa (4/5/2021).
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan mundur dari tertinggi sebelumnya, sementara indeks dolar merosot dari tertinggi dua minggu, membantu mengangkat harga emas.