Harga Minyak Dunia Anjlok 2%

, Jurnalis
Jum'at 21 Mei 2021 07:36 WIB
Harga minyak (Foto: Ilustrasi Shutterstock)
Share :

JAKARTA - Harga minyak dunia anjlok lebih dari 2% pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), menandai kerugian hari ketiga berturut-turut, setelah para diplomat mengatakan kemajuan telah dibuat menuju kesepakatan untuk mencabut sanksi AS terhadap Iran, yang dapat meningkatkan pasokan minyak mentah.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli tergelincir USD1,55 atau 2,3%, menjadi menetap di USD65,11 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni ditutup USD1,31 atau 2,1% lebih rendah, menjadi USD62,05 per barel.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok Imbas Lonjakan Kasus Covid-19 di Asia

Kedua kontrak tersebut merosot sekitar 3,0% di sesi sebelumnya, dilansir dari Antara, Jumat (21/5/2021).

Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan dalam pidatonya yang disiarkan televisi bahwa sanksi terhadap minyak, pengiriman, petrokimia, asuransi, dan bank sentral telah dibahas dalam pembicaraan tersebut.

"Itu benar-benar membebani sentimen dan itu sedikit menekan kami," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago. "Ada ruang di pasar global untuk lebih banyak minyak Iran tetapi dalam jangka pendek itu membebani kami hari ini."

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Jadi USD65,37/Barel

Tetapi diplomat Eropa mengatakan kesuksesan tidak dijamin dan masalah-masalah yang sangat sulit tetap ada, sementara seorang pejabat senior Iran membantah pernyataan presiden.

Kilang-kilang penyulingan India dan setidaknya satu penyulingan Eropa sedang mengevaluasi kembali pembelian minyak mentah mereka untuk memberi ruang bagi minyak Iran pada paruh kedua tahun ini, mengantisipasi bahwa sanksi AS akan dicabut, pejabat perusahaan dan sumber perdagangan mengatakan.

"Dengan pertumbuhan permintaan minyak global yang diproyeksikan akan sehat untuk keseimbangan tahun ini dan pada 2022, kelompok produsen (OPEC+) berada dalam posisi yang relatif nyaman untuk menangani peningkatan produksi Iran tanpa merusak penyeimbangan kembali minyak," kata analis PVM.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya