CHICAGO - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Harga emas balik menguat dari akhir pekan lalu, karena dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS lebih rendah, sehingga mendukung daya tarik emas.
Sementara itu, investor sedang menunggu data minggu ini yang akan menilai sejauh mana laju pemulihan ekonomi Amerika Serikat.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange naik USD7,8 atau 0,42% menjadi USD1.884,50 per ounce. Ini adalah penyelesaian kontrak teraktif tertinggi sejak 7 Januari.
Baca Juga: Naik Seribu Lagi, Emas Antam Dijual Rp959.000/Gram
Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures Bob Haberkorn menilai, penurunan dolar dan imbal hasil AS sebagai pendukung menguatnya harga emas. Namun demikian, harga emas dibatasi menguatnya pasar saham, Wall Steet.
Dolar melemah 0,2% dan imbal hasil obligasi pemerintah AS turun ke level terendah dalam hampir dua minggu. Hal ini mengurangi peluang kerugian bagi investor yang memiliki emas.
"Jika (Data) keluar secara substansial lebih baik dari yang diharapkan, itu mungkin akan menjadi bearish untuk emas. Bahkan jika data lebih buruk dari perkiraan emas bisa diperdagangkan menembus USD1.900 dolar AS lebih cepat," ujarnya, dikutip dari Antara, Selasa (25/5/2021).
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Naik Seribu
Investor minggu menanti kebijakan Federal Reserve (Fed), apakah akan tetap berpegang pada kebijakan sebelumnya atau tidak. Selain itu, investor juga menanti rilis data ekonomi, termasuk Produk Domestik Bruto AS, klaim pengangguran.