5. Sektor UMKM Tidak Terdampak Signifikan
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan berharap penutupan tersebut tidak merambat dan memengaruhi sektor-sektor lainnya, terutama yang berkaitan dengan penyaluran produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Namun Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Muhammad Ikhsan Ingratubun membantah penilaian tersebut. Menurutnya UMKM tidak diuntungkan secara signifikan ke jaringan ritel modern khususnya hypermarket. Karena konsep konsinyasi titip dengan durasi berbulan-bulan sehingga tidak mungkin ini disanggupi cashflow level UMKM.
6. Belajar Strategi Bisnis dari Pengalaman Giant
Tutupnya bisnis supermarket Giant adalah bukti fenomena yang disebut keruntuhan dari asset-heavy company. Asset heavy berarti perusahaan pengumpul aset fisik dan memiliki over head cost tinggi.
Seminggu ini ada 3 peristiwa korporasi yang bisa ditarik benang merahnya. Tiga peristiwa itu mulai dari Bank BNI yang menutup 96 kantor cabangnya di tahun ini. Lalu Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air yang menawarkan pensiun dini kepada karyawannya. Garuda bahkan akan memangkas armadanya menjadi hanya separuhya. Dan yang terakhir, Hero Group akan menutup seluruh Giant supermarket akhir Juli 2021. "Sebelum pandemi mereka sudah meradang 1,5 tahun ini. Selama 3 tahun terakhir ini kita menghadapi triple disruption sekaligus yaitu digital disruption, millennial disruption, dan yang paling berbahaya pandemic disruption. Ini membuat cashflow mereka tidak kuat untuk bangkit di masa pemulihan ekonomi ini sehingga terpaksa ditutup," ujar pengamat bisnis Yuswohady.
(Feby Novalius)