Kusniati mengaku selama pandemi penjualannya turun hingga 50%, dan perlahan sudah mulai membaik. Dia berharap pemerintah tak cari masalah baru dengan pengenaan PPN pada sembako.
"Ekonomi keadaannya seperti ini, ngapain harus ditambahin beban pajak," katanya berulang-ulang sambil merapikan susunan barang-barangnya.
Hanya beberapa kios dari situ, Yanto menopang dagu di dalam kiosnya. Wajahnya tenggelam di antara gunungan beras.
Menurutnya, tak masuk akal kalau pemerintah menerapkan PPN pada kebutuhan pokok yang harganya naik-turun, seperti beras.
"Harga beras, kenaikannya itu kan nggak bisa diprediksi. Dia itu naik biasanya kayak paceklik, apa kena hama dan sebagainya. Kena musibah alam," kata Yanto menanggapi rencana pajak pada sembako.
(Dani Jumadil Akhir)