NEW YORK - Bursa saham AS, Wall Street berakhir menguat pada perdagangan Senin waktu setempat, dengan indek Nasdaq dan S&P 500 mencapai level tertinggi sepanjang masa. Hal ini idorong saham teknologi karena investor mengharapkan musim pendapatan yang kuat.
Perusahaan teknologi seperti Facebook Inc, Netflix Inc, Twitter Inc dan Nvidia Corp menjadi pendorong paling besar untuk S&P 500 dan Nasdaq.
"Ini akhir kuartal dan investor mungkin ingin mengambil beberapa keuntungan dan keluar dari energi dan tetap menggunakan teknologi," kata Kepala Strategi Investasi CFRA Research, Sam Stovall, dilansir dari Reuters, Selasa (29/6/2021).
Baca Juga: Indeks S&P 500 Cetak Rekor Tertinggi, Ditopang Saham Perbankan
Stovall memperkirakan saham akan melanjutkan kenaikan jangka pendeknya karena investor menunggu musim pendapatan baru. Di mana pertumbuhan pendapatan perusahaan S&P 500 dari tahun ke tahun diperkirakan mencapai 60%.
Dow Jones Industrial Average turun 150,57 poin atau 0,44% menjadi 34.283,27. S&P 500 memangkas kerugian sebelumnya dan naik dari rekor tertinggi dengan memperoleh 9,91 poin atau 0,23% menjadi 4.290,61. Nasdaq Composite menambahkan 140,12 poin, atau 0,98%, menjadi 14.500,51.
S&P 500 dan Nasdaq mencapai serangkaian rekor tertinggi pada minggu lalu. Dengan kenaikan 5%, Nasdaq melampaui indeks saham lai karena investor fokus pada saham pertumbuhan berorientasi teknologi di tengah berkurangnya kekhawatiran tentang inflasi yang tak terkendali.
Baca Juga: Wall Street Menguat, Indeks S&P Cetak Rekor Baru
“Kami percaya dengan The Fed menempatkan pos tujuan yang realistis, investor sekarang memiliki lebih banyak mentalitas risiko memasuki paruh kedua tahun ini. Banyak dari nama-nama teknologi ini berkinerja buruk, sementara fundamentalnya sangat kuat memasuki kuartal Juni,” kata Analis Wedbush Securities Daniel Ives.
Adapun saham Facebook melonjak lebih dari 4% karena hakim AS mengabulkan mosi untuk membatalkan gugatan Komisi Perdagangan Federal. Dengan kenaikan saham tersebut, kapitalisasi pasar raksasa media sosial ini mencapai USD1 triliun.