JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir angkat bicara soal anggapan komersialisasi vaksinasi gotong royong individu atau vaksin Covid-19 berbayar yang digelar PT Kimia Farma Tbk.
Dalam skema vaksinasi Covid-19 berbayar, masyarakat harus membayar Rp879.140 untuk memperoleh dua dosis vaksin.
Erick menegaskan, tidak ada komersialisasi dalam pelaksanaan vaksinasi gotong royong, baik untuk individu ataupun untuk karyawan perusahaan swasta.
"Kemarin ada tuduhan, 'oh ini jangan-jangan ini vaksin sumbangan', oh ini masya Allah, saya rasa, saya dan tim saya bukan dari bagian seperti itu, kita enggak mungkin vaksin sumbangan dikomersialisasikan, masya Allah," ujar Erick, Selasa (13/7/2021).
Baca Juga: Erick Thohir: Vaksinasi Covid-19 Berbayar Tak Pakai APBN dan Bukan Vaksin Hibah
Bahkan, anggaran pendanaan vaksinasi gotong royong sendiri tidak diserap dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Menurutnya, pengadaan vaksin corona tersebut menggunakan keuangan korporasi yang dilakukan langsung oleh Holding Farmasi BUMN.
"Tidak ada yang ditutup-tutupi, misalnya ketika ada tuduhan, oh ini (vaksinasi) memakai APBN, vaksin gotong royong sejak awal tidak memakai APBN," kata dia.