Melonjaknya angka kematian akibat Covid-19 membuat ia dan para pekerjanya harus bekerja ekstra memenuhi permintaan pihak rumah sakit. Pihaknya pun terpaksa bolak - balik mengantarkan peti mati ke sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 yang ada di Malang raya.
"Sekali kirim biasanya 20 peti, saya pakai dua mobil karena satu mobil kapasitasnya 10 peti, saya pakai dua armada biar cepat, jadi bisa 20 peti sekali kirim. Kalau yang ke Pandaan itu kirim pakai truk besar isi 40 peti, biar nggak bolak-balik, karena lokasinya juga jauh," bebernya.
Tingginya permintaan mau tak mau membuat harga jual petinya juga melonjak. Hal ini dikarenakan ia harus menambah karyawan dan menambah jam kerja para karyawannya.
"Sebelumya 10 karyawan saja, sekarang 15. Itu pun kira kerjakan lembur sampai jam 12 malam kadang lebih. Jadi ya nambah 75 persen dari harga biasanya, karena kan untuk tambahan karyawan, lembur, dan bahan baku kayunya," pungkasnya.
(Feby Novalius)