Ekspor Mebel dan Kerajinan Naik 35,41% di Tengah Pandemi

Antara, Jurnalis
Selasa 03 Agustus 2021 21:16 WIB
Ekspor mebel dan kerajinan mengalami kenaikan selama pandemi covid-19 (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Ekspor mebel dan kerajinan Indonesia mencatat kinerja positif di tengah pandemi global. Ekspor mebel dan kerajinan naik 35,41% pada semester I tahun ini, terutama ke pasar Amerika Serikat (AS).

"Hal ini patut kita syukuri bersama. Di tengah situasi pandemi COVID-19 industri mebel dan kerajinan nasional masih menunjukan pertumbuhan yang cukup baik. Bahkan memasuki enam bulan pertama tahun 2021 permintaan ekspor mengalami lonjakan, terutama dari Amerika Serikat," kata Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur dilansir dari Antara, Selasa (3/8/2021).

Baca Juga:  Perbaiki Kualitas Produk Ekspor, Kapasitas Petani Harus Ditingkatkan

Dia mengatakan naiknya permintaan dari AS itu merupakan pengaruh positif dari kebijakan stimulus fiskal di negara tersebut, yang mendongkrak pendapatan rumah tangga dan mendukung pengeluaran yang berkelanjutan untuk semua barang.

Selain itu, kata dia, kurangnya pasokan mebel dari China dampak "trade war" kedua negara, memaksa AS melakukan shifting order di luar China antara lain Vietnam, Meksiko, Kanada, Malaysia, Taiwan, dan Indonesia.

Sobur menjelaskan pada semester I-2021 ekspor mebel dan kerajinan mencapai 1,687 miliar dolar AS, naik 35,41% dibandingkan periode yang sama 2020 sebesar 1,246 miliar dolar AS, dengan kenaikan ekspor terbesar pada produk mebel sebesar 39,98% dan produk kerajinan naik 24,87%.

Baca Juga: Diplomasi Bantu Buka Pasar Ekspor Produk Indonesia

AS, lanjut dia, masih menjadi negara tujuan ekspor mebel terbesar dengan berkontribusi 50,2%, diikuti Jepang (7,4%), Belanda (5,3%), Jerman (4,3%), Belgia (3,9%), Australia (3,6%), dan Inggris (3,3%).

Begitu juga dengan ekspor kerajinan, AS masih menjadi negara tujuan ekspor terbesar dengan menyumbang 44,4% dari total ekspor produk kerajinan, diikuti Malaysia (12,6%), Jepang (7,8%), dan Belanda (3,7%).

"Namun di sisi lain impor juga terus merangkak naik sehingga pada saat tertentu bisa menggerus pangsa pasar industri lokal," kata Sobur.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya