Dia juga meminta PLN untuk fokus pada ekonomi hijau. Pasalnya, mayoritas negara sudah menyepakati dunia harus bebas dari emisi karbon pada tahun 2050. Sementara Indonesia berkomitmen untuk mencapai bebas emisi karbon baru terjadi di tahun 2060.
Menurut Erick, banyak negara yang sudah mewajibkan seluruh produksinya harus ramah lingkungan. Hal ini pun bisa menekan Indonesia apabila produksinya tidak berasal dari energi yang ramah lingkungan.
"Salah satu sumber adalah listriknya harus dari energi terbarukan dan ini sudah jadi tren," katanya.
Untuk itu, PLN harus mengonversi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) menjadi pembangkit listrik energi baru terbarukan sebesar 21 GW dalam 19 tahun ke depan. Kemudian 15 tahun berikutnya harus mengonversi 29 GW.
"Ini sesuatu yang tidak bisa dihindari, karena itu transformasi harus dilakukan PLN," tandasnya.
(Dani Jumadil Akhir)