Persentase itu berkurang dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana 55,8% pelaku usaha mikro, 40% pelaku usaha kecil, dan 31,3% pelaku usaha menengah, mengaku sudah tidak memiliki cash atau simpanan sama sekali.
Hanya saja Shigehiro mengatakan pemerintah harus memberikan perhatian kepada pelaku UMKM yang akan kehabisan modal kerja dalam 3-6 bulan ke depan karena jumlahnya meningkat.
Pada Maret-April 2020 ADB mencatat tidak ada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang mengaku akan kehabisan modal kerja dalam 3-6 bulan ke depan. Sementara itu jumlahnya menjadi 14,7% untuk pelaku usaha mikro, 18,9% untuk pelaku usaha kecil, dan 14,6% untuk pelaku usaha menengah pada Maret-April 2021.
“Pelaku UMKM sangat menginginkan akses terhadap pinjaman lunak, tetapi keinginan mereka itu berkurang saat akses kepada kredit bank meningkat. Subsidi usaha adalah langkah kebijakan teratas yang diinginkan,” ucapnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)