JAKARTA - Suasana kampung di Dukuh Ngentak, RT 014/RW 005, Desa Kranggan, Polanharjo, Klaten, yang terdampak proyek tol Solo-Jogja kini sepi tak ubahnya desa mati. Hanya terlihat puing-puing bangunan rumah yang ditinggalkan penghuninya.
Mayoritas penghuni kampung itu memang sudah pindah rumah setelah mereka menerima uang ganti rugi atas tanah serta bangunan yang selama ini menjadi tempat tinggal mereka. Dukuh Ngentak merupakan salah satu perkampungan yang terdampak proyek pembangunan jalan tol Solo-Jogja.
Hampir seluruh rumah di kampung kecil ujung Desa Kranggan itu dibebaskan guna pembangunan jalan bebas hambatan. Warga sudah menerima uang ganti rugi yang dicairkan beberapa bulan lalu.
Baca Juga: Pembebasan Lahan Tol Bikin Banyak Orang RI Jadi Miliarder Dadakan, Terima Rp7,5 Triliun
Berdasarkan pantauan Solopos.com, mayoritas bangunan rumah di kampung terdampak proyek tol Solo-Jogja di Klaten itu sudah dirobohkan. Suasana kampung tersebut sepi nyaris tanpa penghuni. Hanya ada segelintir orang yang bertahan di kampung tersebut.
Salah satunya Rukminto, 70. Ia menceritakan RT 014/RW 005 semula dihuni sekitar 20 keluarga. Keramaian suasana kampung relatif seperti kampung pada umumnya. Namun, suasana kampung itu berubah total selama sebulan terakhir.
Baca Juga: Sambungkan Aceh-Lampung dengan Tol, Hutama Karya Butuh Rp547,1 Triliun
Sebagian warga mulai meninggalkan kampung setelah mendirikan tempat tinggal baru di berbagai wilayah. Sebagian rumah dibongkar dengan beberapa bagian bangunan dimanfaatkan untuk melengkapi tempat tinggal mereka yang baru.