Menariknya, untuk memperbaiki permasalahan sepeda, Ian tak pernah mematok tarif tertentu pada konsumen. Jasa sebagai mekanik sepedapun disebut memiliki unlimited batas atas dan bawah.
“Saya memang hobi sepeda, terus ada pesan dari bapak saya bahwa ketika kita memperbaiki sepeda, tidak boleh ngarani bayarannya. Terserah orang ngasih berapa kita terima dengan ikhlas. Unlimited ini, tidak ada batas atas atau bawah. Terserah kalau servis ini saya tidak pernah ngarani bayar berapa. Ini pesan bapak, sekaligus yang membedakan jasa saya dengan lainnya mungkin,” sambungnya tersenyum.
Kini, hampir dua tahun pandemi, petualangan Ian membantu pesepeda yang membutuhkan bantuan servis masih terus berlanjut. Ia pun tak segan membagikan pengetahuan untuk konsumennya agar memahami dan bisa menangani masalah tentang sepeda.
“Semakin banyak yang bersepeda, memahami sepeda itu saya justru senang. Saya senang berbagi tips ke konsumen saya, jadi yang habis servis terus tidak menghubungi lagi karena sudah bisa itu banyak. Bagi saya ga masalah, berarti mereka sudah bisa sendiri. Itu ada kepuasan justru untuk saya,” pungkas pemuda yang juga memiliki usaha jam tangan second ini.
(Feby Novalius)