JAKARTA - Pemegang saham mengizinkan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) menerbitkan surat utang atau notes dalam mata uang asing. Persetujuan diperoleh dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB).
Baca Juga: Lunasi Utang, Tower Bersama Terbitkan Obligasi Rp15 Triliun
RUPSLB telah menyetujui rencana penerbitan surat utang atau Notes dalam mata uang asing dengan jumlah pokok keseluruhan sebanyak-banyaknya USD900 juta yang akan dilaksanakan dalam 1 atau beberapa kali penerbitan dalam jangka waktu 12 bulan sejak tanggal diperolehnya persetujuan RUPSLB melalui penawaran kepada investor di luar wilayah Negara Republik Indonesia yang merupakan transaksi material berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha.
Penerbitan surat utang atas notes ini akan memberikan alternatif pendanaan bagi perseroan. Asal tahu saja, perseroan menetapkan jatuh tempo pembayaran pokok 10 tahun sejak masing-masing notes diterbitkan. Adapun kupon yang ditawarkan oleh emiten menara itu mencapai 6% per tahun dengan pembayaran setiap enam bulan atau periode yang disetujui oleh para pihak.
Baca Juga: Tower Bersama Beli 3.000 Menara Inti Bangun Rp3,97 Triliun
Rencananya dana hasil penerbitan untuk beberapa hal. Misalnya melunasi fasilitas pinjaman revolving seri B sebesar USD100 juta. Perseroan bersama entitas memiliki saldo sebesar Rp1,37 triliun dengan marjin bunga di atas 1,85% yang jatuh pada Juni 2022. TBIG berencana melunasi karena marjin diatas LIBOR untuk kreditur dalam negeri dan 1,75% per tahun untuk kreditur luar negeri.
Selain itu juga fasilitas pinjaman revolving sebesar US$200 juta untuk tambahan modal kerja. Semester I/2021 Per juni 2021, perseroan dan entitas memiliki saldo Rp1,61 triliun dengan marjin bunga 2%. Adapun fasilitas pinjaman jatuh tempo pada Juni 2022. Selain melunasi utang, TBIG juga berencana menadanai ekspansi usaha termasuk belanja modal di masa depan.
Misalnya perencanaan jaringan, akuisisi lahan dan perijinan, desain infrastruktur dan program perluasan jaringan. Pada semester I/2021, TBIG mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 15,28% dari posisi Rp2,57 triliun pada tahun sebelumnya.
Seluruh penghasilan merupakan penghasilan sewa dari menara telekomunikasi dan properti investasi. Disebutkan, Telkomsel tercatat menjadi penyewa terbesar dengan kontribusi Rp1,08 triliun. Jumlah itu setara dengan 36,53% dari total pendapatan perseroan. Adapun tempat berikutnya diisi oleh PT Indosat Tbk. (ISAT) senilai Rp641,45 miliar. Lalu PT XL Axiata Tbk. (EXCL) mencapai Rp479,19 miliar. Masing-masing berkontribusi sebesar 21,59% dan 16,13% dari total pendapatan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)