JAKARTA – Pada umumnya, seorang pemula pasti memiliki kendala untuk memulai investasi. Misalnya, bingung harus memulai dari mana, hingga sulit memilih instrumen investasi.
Reksadana bisa menjadi salah satu pilihan instrumen investasi yang bisa dilakukan bagi mereka yang belum pernah ataupun sudah berinvestasi pada instrumen lain. Lantas bagaimana cara berinvestasi di reksadana?
“Meski jenis penanaman modal berikut terkenal praktis dan mudah dimulai, Anda sebagai investor harus tetap memahami bagaimana cara investasi reksadana yang benar beserta istilah-istilah dasar dalam berinvestasi demi meminimalisir kerugian,” ujar tim OCBC NISP dalam keterangan tertulis yang diterima MNC Portal Indonesia, Jumat (8/10/2021).
Baca Juga: Ridwan Kamil Sebut Warga Jabar Cari Cuan Jadi Investor Pasar Modal
Berikut cara-cara berinvestasi di reksadana:
1. Melalui Bank
- Datanglah ke kantor cabang bank terdekat.
- Anda perlu mengisi formulir dan memberikan persyaratan dokumen sesuai dengan aturan bank yang ditetapkan.
- Menyerahkan dana yang diinvestasikan kepada bank. Perlu diingat bahwa bank tidak mengelola uang tersebut, tapi memberikannya kepada rekan perusahaan pengelola investasi reksadana yang dipilih.
- Setelah proses dokumentasi selesai, jumlah dana tersebut akan tertera dalam portofolio Anda.
Baca Juga: 3 Tips Investasi Online, Cek Legalitasnya
2. Melalui Aplikasi Reksadana
- Anda dapat mengunduh aplikasi perusahaan keuangan yang menyediakan instrumen investasi reksadana.
- Mendaftarkan diri secara daring dengan melengkapi persyaratannya.
- Memilih reksadana yang ingin dibeli. Pastikan untuk membandingkannya terlebih dulu dan menyesuaikannya dengan tujuan investasi Anda.
- Mentransfer nominal pembelian reksadana dengan menggunakan m-banking, e-wallet, atau ATM.
- Proses pencatatan data reksadana umumnya berlangsung selama 48 jam di hari kerja
- Jika sudah tersimpan, dana yang sudah dibeli akan tertera pada aplikasi Anda. Seperti contohnya di Bank OCBC NISP, melalui ONe Mobile, nasabah juga bisa memantau perkembangan reksadana lewat mobile banking.
Hal yang perlu diperhatikan Investasi Reksadana
Risiko reksadana termasuk rendah jika dibanding instrumen investasi lain seperti saham. Hanya saja bagi pemula perlu memperhatikan hal-hal dibawah ini:
- Penurunan Nilai
Penurunan nilai adalah risiko yang perlu diwaspadai sebelum berinvestasi menggunakan reksa dana. Penurunan nilai disebabkan oleh adanya perubahan harga aset di dalamnya. Contohnya adalah ketika harga saham pada reksa dana turun, maka hal tersebut akan berimbas pula terhadap Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan (NAB/UP).
- Likuiditas
Risiko likuiditas rupanya berkaitan dengan pencairan reksa dana. Hal berikut dapat terjadi ketika manajer investasi terlambat menyediakan dana bagi investor melakukan pembayaran pencairan atau redemption. Di mana menurut peraturan yang berlaku, pembayaran dana dalam hal ini harus dilakukan oleh manajer investasi maksimal 7 hari kerja tidak termasuk hari libur.
- Wanprestasi
Risiko ini terjadi apabila manajer investasi tidak mampu membayar kupon dan uang pokok yang telah Anda investasikan karena mengalami kerugian investasi.
- Ekonomi dan Politik
Kondisi ekonomi dan politik di Indonesia juga akan mempengaruhi dunia investasi, termasuk reksadana. Jika kondisinya tidak kondusif, bisa jadi nilai keuntungan akan mengalami penurunan. Sebaliknya, bila kondisinya baik, maka keuntungan yang Anda dapatkan juga dapat meningkat.
- Pertanggungan Harta
Risiko ini dapat terjadi apabila terjadi pencurian data pada bank kustodian. Namun, umumnya bank dan perusahaan investasi telah memberikan asuransi terhadap aset yang dimiliki. Sehingga, Anda tidak perlu khawatir. Pastikan untuk memilih bank dan perusahaan yang kredibel.
“Itulah informasi lengkap seputar investasi reksadana yang tak boleh Anda lewatkan. Reksa dana adalah salah satu jenis investasi dengan modal terjangkau. Sehingga seluruh kalangan, mulai dari orang tua hingga mahasiswa pun bisa menggelutinya,” kata tim OCBC NISP.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)