3. Modern Land
Perusahaan pengembang yang berpusat di Kota Beijing ini juga tengah berusaha membayar obligasi sebesar USD250 juta atau Rp3,57 triliun. Mereka meminta waktu tambahan untuk membayar hingga 25 Oktober.
Sementara Modern Land berusaha mengatasi permasalahan keuangan mereka, Ketua Zhang Lei dan Presiden Zhang Peng sampai merogoh kantong pribadi mereka. Keduanya berkata akan meminjamkan USD124 juta atau Rp1,77 triliun kepada perusahaan.
Terakhir, saham Modern Land tahun ini menurun hingga 50% dengan nilai pasar USD160 juta atau Rp2,28 triliun.
4. Sinic Holdings
Senin lalu, Sinic Holdings dilaporkan memiliki utang USD250 juta atau Rp3,57 triliun. Tenggat pembayarannya adalah tanggal 18 Oktober.
Rating Sinic Holdings oleh Fitch pun diturunkan menjadi C. Hal ini berarti perusahaan telah gagal membayar utang tetapi tak kunjung melakukan prosedur kebangkrutan atau likuidasi secara formal.
Tahun ini, saham Sinic Holdings menurun sebesar 90% dengan nilai pasar USD230 juta atau Rp3,28 triliun.
(Feby Novalius)