"Yang sebenarnya utang beneran belum dibayar itu USD 854 juta. USD 854 juta ini sewa yang kami tidak bayar, tidak dikenakan bunga sama sekali. Yang utang USD 854 juta ini sewa pesawat bulanan yang kita tidak bayar, jadi seperti sudah tertunggak, jadi tidak ada isu soal bunga. Jadi USD 854 juta ini di tahun 2020," ungkapnya.
Meski tak membayar tunggakan, Irfan dan timnya tak kehilangan akal. Pada Januari 2021 lalu, mereka berhasil bernegosiasi dengan sejumlah lessor untuk menurunkan harga sewa pesawat, tetapi lagi dan lagi tidak dibayarkan.
"Kita sempat melakukan negosiasi terhadap sewa pesawat, jadi ada penumpang sekitar 20-30 persen. Di JAnuari 2021, sudah turun harga sewa pesawatnya, tetap tidak kita bayar sewa pesawat sampai sekarang," kata dia.
(Taufik Fajar)