Beban pokok penjualan perseroan juga turun menjadi Rp861 miliar, dibandingkan periode sama tahun lalu yang tercatat Rp927 miliar. Hal ini membuat laba kotor menjadi Rp1,64 triliun dari sebelumnya Rp1,73 triliun. Laba operasi perseroan tercatat mengalami peningkatan menjadi Rp44,4 miliar dari kuartal III-2020 yang membukukan sebesar Rp13,12 miliar. Sedangkan laba sebelum pajak berhasil dibukukan Rp20,04 miliar dari September 2020 yang mencatatkan rugi sejumlah Rp7,08 miliar.
Sebagai informasi, pada 2022, perseroan berencana melanjutkan penambahan jumlah gerai di sejumlah wilayah, yakni Jawa-Bali dan Indonesia Timur. Sedangkan target penambahan 50 gerai tahun 2021 diharapkan dicapai akhir tahun ini.
Tercatat hingga akhir November kemarin, perseroan sudah merealisasikan pembangunan gerai baru Pizza Hut sebanyak 28 unit. Perseroan tetap optimistis bisa menjalani agenda bisnis menambah gerai pada akhir tahun ini.
Sebelumnya PZZA membidik penambahan 50 outlet di sepanjang tahun ini. Dengan realisasi terakhir, maka sisa outlet yang harus dibangun PZZA sebanyak 22 gerai lagi. Sekretaris Perusahaan PZZA, Kurniadi Sulistyomo pernah bilang, perseroan selaku pengelola restoran Pizza Hut mengungkapkan bahwa penjualan produk Pizza Hut di pinggir jalan sudah tidak berlaku lagi pada 2021.
”Sepanjang pengetahuan terbaik kami, tahun 2021 manajemen sudah lagi tidak menerapkan kebijakan tersebut," ujarnya.
Menurut dia, kebijakan penjualan tersebut merupakan kebijakan tahun 2020. Untuk mengantisipasi perubahan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Kurniadi mengatakan pihaknya akan terus menyesuaikan aturan terbaru pemerintah hingga dua pekan terakhir di akhir tahun.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)