Meski begitu, dengan segala pertimbang dan resiko, dia akhirnya mengambil pilihan untuk melepas aset-aset pribadinya.
"Waktu itu pikirannya yang mana atau kita sebagai pengusaha kan kita harus punya loyalitas terhadap profesional dan tim kita. Akhirnya waktu itu saya apakah melepas (PHK), apakah pinjam (utang), akhirnya saya memberanikan diri melakukan satu hal (menjual aset pribadi," ungkapnya.
Menurutnya, pengusaha sukses selalu berani mengambil resiko dalam kondisi apapun. Langkah itu bertujuan menyelamatkan dan mengembangkan bisnisnya.
"Ya, tentu itu masa-masa yang cukup, ya adalah, setiap manusia ada. 1998 ketika saya memulai usaha, saya juga harus menutup usaha saya, karena kondisi 1998. Hal-hal itu ya, dinamika kehidupan kita bahwa dibalik kesuksesan itu pasti banyak kegagalan. Tetapi kunci bagaimana kita bisa rebon, bangkrut daripada kegagalan itu. Jadi bukan malah bendera putih, yah udah lah bobo aja di rumah, paya ini. Justru harus balik, harus intropeksi, harus cari solusi," kata Erick.
(Feby Novalius)