Pihak KCIC bersama tim konstruksi dan para ahli juga sudah menemukan solusi untuk mengatasi kendala geografis berupa clayshale yang dihadapi dalam pengerjaan Tunnel #2, Tunnel #, dan Tunnel #6.
Adapun langkah yang dilakukan KCIC adalah dengan melibatkan ahli tunnel dari ITB dan Tiongkok. Titik penggalian pun ditambah dari dua menjadi empat arah. Jadi selain penggalian di titik inlet dan outlet, kontraktor melakukan penggalian di dua titik inclined shaft.
Di samping itu ada perubahan metode kerja dari three bench menjadi double side-wall untuk menghindari longsor, serta melakukan surface grouting di lapisan atas tunnel dengan melakukan drilling dan pengecoran di titik-titik rawan clay shale un-tuk memperkuat lapisan atas tunnel.
“Kami sangat bersyukur sekali karena KCIC bersama kontraktor KCJB sudah menemukan solusi untuk mengatasi kendala geografis di Tunnel #2, #4, dan #6. Tentu solusi ini jadi langkah yang besar saat upaya percepatan pembangunan ber-langsung karena ketiga tunnel tersebut berada di area clay shale dan masuk se-bagai titik konstruksi dengan tantangan geografis yang terberat,” ucap Dwiyana.
Adapun milestones lainnya dari proyek KCJB sepanjang 2021 selain yang sudah disebutkan sebelumnya adalah, Launching Gantry pertama kali yang berhasil melewati Tunnel #11 pada 27 Juli, Topping off Stasiun halim di 30 Juli, pengecoran Box Girder Full Span 32 meter sekaligus Cast in Situ ke-100 di DK0+500 pada 1 September, pengecoran terakhir untuk seluruh struktur long span 128 meter di sec-tion 1 & 2 pada 28 September, selesainya produksi 1 set EMU pertama di 1 Oktober, launching Gantry melewati Steel Truss Bridge DK110 pad 26 November, selesainya 4 set EMU dan 1 set CIT pada 1 Desember, pemasangan Slab Track Pertama di DK33 pada 29 Desember, serta penyelesaian Setoran Modal dari konsorsium BUMN Indonesia pada 31 Desember.
(Feby Novalius)