JAKARTA - Gabungan Koperasi Tahu Tempe (Gakoptindo) mendesak pemerintah untuk menggenjot produksi kedelai lokal.
Hal itu mengingat harga kedelai dunia yang fluktuatif serta berbagai alasan lainnya.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Tahu Tempe (Gakoptindo) Aip Syarifuddin menjelaskan, sistem perdagangan kedelai di dunia mengikuti pasar dunia.
Sekarang ini, produsen kedelai terbesar dunia seperti di Amerika, Argentina, dan Brazil terdampak cuaca sehingga produksi kedelai menurun.
BACA JUGA:Harga Kedelai Impor Naik, Pengrajin Tempe Sudah Tahu?
Selain itu, permintaan kedelai dari China yang biasanya 75 juta ton per tahun, namun tahun ini melonjak naik menjadi 98 juta ton.
"Sehingga permintaan kedelai dunia itu meningkat, stoknya terbatas, maka otomatis harga kedelai impor menjadi naik," kata Aip saat berdialog di televisi swasta, Senin (14/2/2022).
Dari persoalan ini, Aip meminta agar Pemerintah bisa menggenjot produksi kedelai lokal.
Hal itu bukan tanpa alasan. Selain karena harga lebih murah, dia bilang, kedelai lokal juga lebih bergizi dibandingkan yang impor.
"Kami meminta Pemerintah untuk bisa memproduksi kedelai lokal. Karena kedelai lokal itu sangat bagus untuk dibuat tahu. Kedua, kedelai lokal itu lebih bergizi daripada kedelai impor. Rasanya juga lebih enak," ungkapnya.
BACA JUGA:Penyebab Harga Tahu Tempe Akan Naik, RI Ketergantungan Kedelai Impor!
Aip menuturkan, jika Pemerintah bisa merealisasikan ini, dia yakin dampak baik akan menghampiri.
Seperti petani, pengrajin, dan masyarakat bisa sejahtera karena harga murah dan lebih sehat.
"Kami sangat berharap, tingkatkan kedelai lokal, kami siap membeli," pintanya.
(Dani Jumadil Akhir)