JAKARTA - Indonesia pasti terdampak perang antara Rusia dengan Ukraina. Pasalnya konflik dua negara ini memperlambat pemulihan perekonomian global.
Peneliti Indef Eisha M Rachbini mengungkapkan dampak konflik Rusia dengan Ukraina jika berkepanjangan mempengaruhi financial market domestik seperti nilai tukar, IHSG, inflasi tinggi akibat commodity shock.
Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina Belum Usai, Bagaimana Nasib IHSG Pekan Depan?
“Ini mendorong The Fed menaikkan suku bunga (inflasi AS 7,5% Januari 2022, tertinggi dalam 40 tahun). Safe Havens Currencies (US, JPY). Berdampak ke depresiasi nilai tukar, potensi capital outflow, balance of payment (BoP). Di pasar keuangan, juga dapat terdampak pada penyaluran kredit, dan kinerja korporasi,” ujarnya, Minggu (27/2/2022).
Dia mengatakan, harga komoditas terus mengalami kenaikan. Apalagi Rusia, salah satu produsen dunia minyak bumi dan industri pertambangan seperti nikel, alumunium dan palladium.
Baca Juga: 4 Fakta IHSG Sepekan, Transaksi Harian Tembus Rp16,8 Triliun
Rusia dan Ukraina adalah eksporter utama gandum. Rusia juga produsen kalium karbonat (potash) bahan baku pupuk.
“Risiko perang akan dapat berdampak pada kenaikan harga minyak bumi yang diperkirakan meningkat mencapai lebih dari USD100/barrel (the price of Brent oil) (February 24th, 2022). Sementara harga bahan bakar minyak meningkat di AS dan Eropa sebesar 30%.