JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan bergerak secara terbatas pada perdagangan pekan depan atau di awal Maret.
Menurut Kepala Riset Mirae Assets Sekuritas Indonesia, Hariyanto Wijaya, IHSG akan berada dalam fase konsolidatif dengan volatilitas yang bersifat jangka pendek. Seperti diketahui, IHSG pada pekan lalu ditutup naik sebesar 1,03% di 6.888,17.
"IHSG masih konsolidasi di bawah normal lower band pada uptrend channel jangka pendek yang relatif kuat," katanya dalam riset, dikutip Minggu (27/2/2022).
Baca Juga: Perang Rusia vs Ukraina, RI Waspadai Pelemahan Rupiah hingga IHSG
Hariyanto menargetkan IHSG bisa merangsek ke area 6.999 dalam skala mingguan. Sementara dalam sebulan, uptrend yang terbatas diprediksi bisa melambungkan indeks acuan ke 7.017.
Secara garis besar, Hariyanto menilai ada peluang bagi perusahaan pertambangan logam dan batu bara untuk meningkat di tengah kenaikan harga komoditas.
Baca Juga: 4 Fakta IHSG Sepekan, Transaksi Harian Tembus Rp16,8 Triliun
Agresi militer Rusia ke Ukraina dinilai akan membawa fluktuasi jangka pendek bagi pasar di tengah kekhawatiran terjadinya inflasi menyusul lonjakan harga bahan baku.
"Kami percaya invasi Rusia ke Ukraina hanya membawa volatilitas jangka pendek ke IHSG (bukan koreksi pasar yang signifikan), karena Indonesia, sebagai negara produsen komoditas, harusnya mendapatkan keuntungan dari kenaikan komoditas," tuturnya.
Senada, Senior Fund Manager Pacific Capital Investment Parningotan Julio menilai IHSG seharusnya mendapatkan berkah dari naiknya harga komoditas.
Dirinya merekomendasikan investor untuk mengambil strategi buy on weakness saat harga sejumlah emiten tambang berada di posisi koreksi.
"Dari sisi keuntungan kalau kita lihat dari harga komoditas yang menguat tentunya akan menjadi sentimen positif bagi bursa, tapi kalau sentimen negatifnya oilnya naik, kita importir minyak," kata Parningotan kepada MNC Portal Indonesia, Jumat (25/2/2022).