3. Harga Melambung
Dampak pada melambungnya harga juga ditakutkan akan terjadi.
Hal itu karena pemerintah Barat belum secara langsung memberikan sanksi kepada sektor energi Rusia, tetapi beberapa konsumen sudah menjauhkan diri agar tidak terjerat dengan masalah hukum nanti.
JP Morgan juga sudah memperkirakan harga minyak dapat mencapai rekor $185 per barel pada akhir 2022 jika gangguan terhadap ekspor Rusia berlangsung selama itu.
Di mana sebagian besar analis dan perbankan yang disurvei Reuters mengharapkan harga rata-rata tahunan di bawah $100.
Lalu, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak juga sudah memperingatkan negara-negara Barat atas konsekuensi dari pelarangan ekspor minyaknya.
Novak memprediksi adanya kemungkinan harga minyak yang meroket yang melebihi $300 per barel serta penutupan pipa gas utama Rusia-Jerman jika pemerintah menindaklanjuti ancaman untuk memotong pasokan energi dari Rusia.
Sebagai informasi, harga minyak bertengger di atas $100 adalah pada 2014 dan level yang dicapai pada Senin (7/3) tidak jauh dari harga tertinggi yang mencapai lebih dari $147 pada Juli 2008.
"Perang berkepanjangan yang menyebabkan gangguan luas pada pasokan komoditas dapat membuat Brent bergerak di atas $150 per barel," kata Analis komoditas di UBS Giovanni Staunovo.