JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan menembus rekor baru di level 7.500 untuk jangka menengah. Namun setelah itu, IHSG akan kembali terkoreksi,
Ada beberapa faktor yang dalam jangka menengah IHSG bisa tembus ke level 7500. Pertama, sentimen positif datang dari laporan keuangan emiten tahun 2021 dimana ia memperkirakan kinerjanya mengalami peningkatan sangat signifikan.
"Untuk sentimen positif masih datang dari laporan keuangan emiten annual 2021, yang harusnya banyak yang positif dan naik secara year on year (yoy)," kata Founder B-Trade Wijen Pontus saat Webinar Traders Wave by B-Trade seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Selasa (15/3/2022).
Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.969 di Bel Perdagangan
Dia menambahkan, dalam kurun waktu 2 pekan kedepan Indeks Harga Saham Gabungan akan berada di rentang level 7.000. Level tersebut merupakan support bagi IHSG, sebelum akhirnya nanti akan kembali terkoreksi.
"Oleh karena itu target jangka pendeknya 7.200 dan 7.300, tapi untuk jangka menengahnya di 7.500-an, kemudian IHSG akan turun lagi ke level 6.484," katanya.
Seiring dengan kenaikan IHSG, Direktur Investasi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel Hendra Purnama meyakini kinerja keuangan perseroan pada 2022 akan tumbuh positif.
Saat ini MTEL lagi dalam mengembangkan bisnis towernya ke luar Pulau Jawa. Pasalnya, penyebaran tower di luar Pulau Jawa hampir 58 persen sehingga ini menjadi kesempatan bagi MNO untuk menggelar jaringannya.
"Penyebaran tower 58 persen ada di luar Jawa, dan merupakan daerah pertumbuhan baru sehingga, ini membuka oportunity kepada MNO menggelar jaringannya di luar pulau Jawa," katanya.
Lebih lanjut Hendra menambahkan, dengan agresifnya Perseroan memperluas bisnis tower di luar Pulau Jawa diharapkan bisa memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan di akhir tahun 2022.
"Untuk guidance di 2022 ini kita menargetkan 10 persen dari sisi revenue dari sisi ebitda peningkatan 13 persen itu bisa dicapai ketika kita memiliki capex Rp9,9 triliun," katanya.
Hendra optimistis setiap tahunnya growth bisnis di industri tower telekomunikasi bisa tumbuh 11 persen. Angka tersebut melebihi dari growth industri tower secara nasional yang tumbuhnya baru 5 persen.
"Growth industri tower nasional 5 persen karna memang industri ini memiliki kontrak jangka panjang dan growth kita sampai 2025 11 persen per tahunnya," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)