Dharma Satya Nusantara (DSNG) Ungkap Tak Kena Dampak Perang Rusia-Ukraina

Anggie Ariesta, Jurnalis
Rabu 16 Maret 2022 12:56 WIB
Dharma Satya Nusantara ungkap tak kena dampak perang Rusia-Ukraina. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) menanggapi soal terjadinya konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang berdampak pada harga sektor komoditas.

Direktur Utama DSNG, Andrianto Oetomo melihat krisis geopolitik akan membuat lebih ketatnya pasokan minyak karena Ukraina memasok cukup banyak ke dunia.

"Dengan demikian sebagai produsen CPO di Indonesia, kami melihat dukungan dari harga CPO karena hingga hari ini semua tentang minyak nabati dipermintaan dan pasokan global," ujar Andrianto dalam MNC Group Investor Forum 2022, Rabu (16/3/2022).

 BACA JUGA:Pengusaha Sawit Sebut Pasokan Minyak Goreng Cukup, tapi Kenapa Langka?

Jika ditanya apakah akan berpengaruh pada kinerja DSNG, Andrianto menegaskan bahwa akan nampak beberapa minggu lagi.

"Di perusahaan kami, kami tidak menjual produk kami ke market (Rusia atau Ukraina), jadi produk kami semua ke Jepang dan juga ke Amerika Serikat," jelasnya.

Adapun DSNG membukukan laba tahun 2021 sebesar Rp 740 miliar, melonjak 55% dibandingkan tahun lalu, yang terutama didorong oleh peningkatan kinerja yang signifikan dalam segmen usaha produk kayu dan naiknya harga jual Crude Palm Oil (CPO) meskipun volume penjualan CPO DSNG turun 15%.

Sepanjang tahun 2021, segmen produk kayu DSNG terus menunjukkan kinerja yang positif, baik volume penjualan maupun harga jual rata-rata.

Volume penjualan panel melonjak 27% menjadi 109.000 m3 seiring dengan meningkatnya permintaan dari Jepang, yang diikuti oleh kenaikan harga jual sebesar 5%.

 BACA JUGA:Tinjau Gudang Bulog, Wapres Pastikan Pasokan Beras Cukup Jelang Ramadan

Lebih lanjut, pulihnya pasar Amerika Serikat dan Kanada ikut mendorong peningkatan volume penjualan engineered flooring sebesar 15% menjadi 1.137.000 m2, dengan harga jual yang lebih tinggi sekitar 7%.

Sementara itu, segmen usaha kelapa sawit memberikan kontribusi pendapatan pada tahun 2021 sebesar Rp 5,8 triliun, atau naik 2% dibandingkan tahun lalu.

Peningkatan pendapatan segmen ini lebih kecil dibandingkan kenaikan harga jual rata-rata sebesar 13% menjadi Rp 9,2 juta per ton karena tergerus oleh penurunan volume penjualan CPO sebesar 15% menjadi 545.000 ton.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya