JAKARTA - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menegaskan ada mafia yang mempermaikan minyak goreng. Pasalnya, bila melihat data kebutuhan minyak goreng mestinya tercukupi dengan stok 570 juta liter minyak.
"Ini spekulasi kami ada orang-orang yang tidak sepatutnya dapat hasil dari minyak ini. Artinya misal masuk ke tempat industri," ujar Mendag dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Kamis (17/3/2022).
Baca Juga: Mendag Minta Masyarakat Maklumi Harga Minyak Goreng Naik
Dia menjelaskan, minyak goreng yang seharusnya dikonsumsi masyarkat malah dialihkan ke industri. Selain itu, stok minyak goreng yang tak ada di pasar diselundupkan ke luar negeri.
"Jumlah yang diperlukan 1,8 juta ton per tahun atau 350 juta per sebulan. Diseludupankan ke luar negeri. Ini mafia yang mesti diberntas bersama-sama," ujarnya.
Mendag yakin stok minyak goreng tak mungkin langka karena sejak diberlakukannya kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO), tercatat jumlah CPO yang berhasil terkumpul sebanyak 720 ribu ton.
"Sebenarnya dengan Permendag 8 dan 6, di mana kita wajibkan adanya DMO, di mana pengekspor bahan CPO harus serahkan 20% dari jumlah ekspor dengan harga yang ditentukan. Jadi dalam periode 28 hari atau 14 Februari dan 16 Maret. Kita berhasil kumpulkan 720.612 ton dari jumlah ekspor 3,5 juta. Jadi dihitung dari 3,5 juta berbanding 720 ribu setara 20,7%," jelas Lutfi.
Dari jumlah CPO yang terkumpul sebanyak 720 ribu ton berhasil dijadikan minyak goreng sebanyak 570 juta liter. Melihat jumlah ini, kata Lutfi, mestinya tidak ada lagi kelangkaan minyak goreng di pasar.
"Kalau menurut BPS kita konsumsi 1 liter per bulan. Dengan 570 juta liter itu setara 2 liter untuk seluruh orang Indonesia.
Jadi kalau dilihat itu 168% dari kebutuhan konsumsi per bulan yang diperkirakan 327 ribu ton. Jadi secara teoritis ini sudah jalan," ujarnya.
Lutfi sangat yakin kebijakan DMO dan DPO CPO sangat tepat diberlakukan. Selain itu harga minyak goreng yang tadinya tinggi sudah turun.
"Kalau dilihat minyak kemasan turun dari market Rp22.279 per liter. BPS turun jadi Rp16.965 atau turun sebesar 18,9%. Dan minyak curah turun sebesar 10,1% dari Rp17.726 Januari jadi Rp15.583," ujarnya.
(Feby Novalius)