JAKARTA - Imbas perang Rusia-Ukraina, pasokan gandum mengalami dampak yang cukup signifikan.
Melansir dari VOA Indonesia, diketahui bahwa, perang tersebut memberi tekanan pada negara-negara di Asia Tengah yang mengimpor gandum dan pasokan penting lainnya.
Di mana pada Kamis (1/4/2022), Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev mengatakan, negaranya harus bergabung dengan rantai produksi makanan China, Korea dan Jepang demi mendapat pasokan gandum.
BACA JUGA:Mau Impor Migas hingga Gandum dari Rusia? Wajib Bayar Pakai Rubel
Hal itu harus dilakukan sesegera mungkin. Dia pun mendesak kedutaan Uzbekistan di Eropa, Turki dan India untuk menjangkau perusahaan lokal.
Kemudian, Tashkent juga menawarkan insentif kepada Rusia, Ukraina, dan perusahaan terkait Belarus dan membuka lebih luas pasar Uzbekistan bagi produsen makanan.
Alasannya, ada lima negara bekas Soviet di Asia Tengah saling bergantung dengan satu sama lain dan Rusia untuk impor gandum.
Adapun para ahli mengatakan negara-negara Asia Tengah sekarang sedang menjajaki pemasok dari negara lain.
BACA JUGA:Dampak Invasi Rusia ke Ukraina, Harga Pupuk dan Gandum Naik
Sebagai informasi, harga gandum dan tepung di Asia Tengah telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena pandemi Covid-19 dan kekeringan regional.
Meningkatnya harga itu juga semakin kencang setelah Rusia melakukan invasi ke Ukraina.
Kini, ada kemungkinan Rusia akan menghentikan sementara ekspor biji-bijian ke negara-negara bekas Soviet.
(Zuhirna Wulan Dilla)