Harga Minyak Dunia Merosot, Brent Dibanderol USD106/Barel

JAKARTA - Harga minyak dunia turun pada akhir perdagangan yang fluktuatif pada Selasa (Rabu pagi WIB). Harga minyak sempat menguat karena kekhawatiran pasokan di beberapa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+), termasuk Irak dan Kazakhstan.

Produksi kondensat minyak dan gas harian anggota OPEC+ Rusia pada awal April telah turun 4,0% dari Maret. Namun, harga minyak juga dipengaruhi kenaikan dolar AS dan meningkatnya kekhawatiran bahwa kasus virus corona baru dapat memperlambat permintaan, tetapi kerugian dibatasi oleh kekhawatiran pasokan karena sanksi terhadap Rusia atas dugaan kejahatan perang.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni turun 89 sen atau 0,8%, menjadi menetap di USD106,64 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Mei jatuh USD1,32 atau 1,3%, menjadi ditutup di USD101,96 per barel.

Di awal sesi, harga naik lebih dari dua dolar AS per barel setelah Menteri Perindustrian Jepang mengatakan Badan Energi Internasional (IEA) masih mendiskusikan pelepasan cadangan minyak terkoordinasi yang menurut banyak pedagang adalah kesepakatan yang sudah selesai. Setelah itu, harga diperdagangkan di kedua sisi tidak berubah hampir sepanjang hari.

Kekhawatiran permintaan meningkat setelah otoritas di importir minyak utama China memperpanjang penguncian di Shanghai untuk mencakup semua 26 juta orang di pusat keuangan itu.

"Pelemahan dolar awal hari ini secara bertahap memberi jalan kepada kekuatan dalam memberikan dorongan tambahan di balik ayunan harga minyak hari ini kembali ke sisi penurunan," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.

Harga minyak bisa mendapatkan dukungan setelah penyelesaian (penutupan) jika perkiraan analis benar dan persediaan minyak mentah AS turun sekitar 2,1 juta barel pekan lalu.