NEW YORK - Harga minyak naik pada akhir perdagangan Kamis, didorong kekhawatiran pengetatan pasokan karena Uni Eropa (UE) mempertimbangkan larangan impor minyak Rusia. Sikap tersebut akan membatasi perdagangan minyak di seluruh dunia.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni bertambah USD1,53 atau 1,4% menjadi USD108,33 per barel. Sebelumnya Brent mencapai level tertinggi di USD109,80.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juni terangkat USD1,60 atau 1,6% menjadi USD103,79 per barel. Sebelumnya WTI mencapai tertinggi USD105,42.
Baca Juga: Minyak Brent Meroket di Tengah Pemadaman Kilang di Libya
Pembeli juga bereaksi terhadap gangguan yang sedang berlangsung di Libya. Kehilangan produksi minyak lebih dari 550.000 barel per hari karena blokade di ladang utama dan terminal ekspor.
"Ini tidak semudah perdagangan seperti beberapa minggu lalu. Anda harus mengambil risiko lebih banyak, dan itu mungkin dirancang dengan dana lindung nilai dan dana algo ini diperdagangkan lebih banyak," ujar Analis Senior Price Futures Group, Phil Flynn, dikutip dari Antara, Jumat (21/4/2022).
Baca Juga: Harga Minyak Meroket karena Larangan Impor Minyak Rusia
Brent telah naik hampir 8,0% dalam tujuh hari perdagangan terakhir, tetapi reli datang dengan kecepatan lambat, tidak seperti hiruk-pikuk yang menyertai pergerakan pada akhir Februari ketika Rusia menginvasi Ukraina dan juga pada pertengahan Maret.
Kemudian pasar sedikit menjual setelah Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan bahwa Uni Eropa perlu berhati-hati tentang larangan total impor energi Rusia karena kemungkinan akan menyebabkan harga minyak melonjak.