JAKARTA - PT Wilmar Group menjadi sorotan usai salah satu komisarisnya terlibat kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas ekspor Crude Palm Oil (CPO). Dia adalah Master Parulian Tumanggor, Komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia.
Wilmar Nabati Indonesia merupakan anak usaha Wilmar Group Indonesia. Perusahaan bidang industri perkebunan ini merupakan Group terkemuka dalam pengolahan dan bisnis global terbesar untuk palm oil dan lauric oil.
Adapun produk Wilmar dalam hal ini minyak goreng sangat sering dibeli masyarakat. Misalnya Sania dan Fortune.
Baca Juga: Dirjen Kemendag Jadi Tersangka Kasus Minyak Goreng, Mendag Terkejut dan Prihatin
Tak hanya itu, produk minyak goreng yang juga produksi Wilmar seperti Mahkota, Ol'eis, Bukit Zaitun, Goldie, Siip, dan Sovia.
Adapun profil Wilmar Nabati Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan dan merchandiser minyak sawit serta laurat. Perusahaan ini juga mengelola perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia.
PT Wilmar Nabati Indonesia mengoperasikan sekitar 160 pabrik dan mempekerjakan sekitar 67.000 karyawan yang ada di lebih dari 20 negara. Namun, produksinya fokus di Indonesia, Malaysia, China, India dan Eropa.
Baca Juga: Tersangka Minyak Goreng Terungkap Bikin Pengusaha Resah
Untuk Wilmar, perusahaan ini memiliki perkebunan kelapa sawit terluas di dunia dengan total luas tanam 232.053 hektar per 31 Desember 2020.
Dari jumlah tersebut, sekitar 65 persen kebun sawit Wilmar berada di Indonesia, 26% di Malaysia Timur dan 9 persen di Afrika.
Wilmar juga memiliki perkebunan di Uganda dan Afrika Barat seluas sekitar 46.000 hektar.
Di sisi lain, menarik perhatian juga karena Wilmar merupakan salah satu perusahaan yang dimiliki salah satu orang terkaya Indonesia, Martua Sitorus.