Keunggulan ini menjadikan suplai minyak sawit stabil dan volume besar, sehingga disukai oleh negara-negara importir minyak nabati karena ada kepastian pasokan sepanjang tahun. Selain itu, penggunaannya juga sangat luas, tidak hanya untuk pangan, tetapi juga untuk bahan bakar (biofuel) hingga oleo kimia yang bisa diproduksi menjadi bahan lain yang sangat bervariasi.
Dengan demikian, harga jual minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dan produk turunannya sangat kompetitif dan ekonomis dibandingkan minyak nabati jenis lain. Minyak sawit menjadi raja minyak nabati dunia.
BACA JUGA:Ekspor Minyak Goreng dan CPO Dilarang, Bea Cukai Siap Pasang Mata untuk Awasi
Terkait deforestasi yang disebabkan sawit, Tungkot menjelaskan sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa tanpa sawit, maka deforestasi, polusi tanah dan air akan lebih besar lagi.
“Ketidakseimbangan biodiversiti juga akan lebih besar lagi kalau dunia tidak mau menggunakan sawit. Jadi mereka yang melakukan kampanye antisawit, hidup tanpa sawit, itu justru mensponsori terjadinya deforestasi yang lebih besar lagi,” tegasnya.
Dia menambahkan, jika budidaya sawit dihentikan, harus ada penggantinya. Tanaman kedelai, red seed, dan sunflower akan dipaksakan menghasilkan volume produksi seperti sawit, maka lahan tidak akan cukup bahkan jika memperhitungkan semua kawasan hutan tropis Amazon.