RI Raja Sawit, Kenapa Harga Minyak Goreng Mahal?

Shelma Rachmahyanti, Jurnalis
Sabtu 30 April 2022 14:10 WIB
Ilustrasi minyak goreng. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Produsen minyak nabati dunia diyakini tidak akan mampu bersaing dengan minyak sawit. Apalagi dari sisi harga, sehingga memilih melakukan hambatan non-tarif dengan melakukan kampanye hitam terhadap kelapa sawit.

“Karena sawit itu sangat kompetitif di pasar dunia, maka lawannya, seperti produsen kedelai, red seed maupun sunflower, tidak akan berhasil dengan strategi memainkan harga,” jelas Ekonom dan Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) Tungkot Sipayung di Jakarta, Sabtu (29/04/2022).

Tungkot meyakini, jika bersaing dengan cara competitive pricing, produsen minyak nabati selain sawit dipastikan kalah. Oleh sebab itu, dibangunlah strategi non-tarif. Untuk bersaing dengan sawit, maka dilemparkanlah tuduhan deforestasi, pelanggaran hak azasi manusia, dan berbagai tuduhan negatif lainnya kepada produsen-produsen minyak nabati untuk menghantam produknya di pasar.

 BACA JUGA:Harga Minyak Dunia Beragam tapi Catat Kenaikan Selama Seminggu

Tungkot Sipayung menerangkan, ada 17 jenis tumbuhan penghasil minyak nabati secara internasional. Dari angka ini, hanya ada empat yang utama, yaitu sawit, kedelai, red seed, dan sunflower. Keempat tumbuhan ini menghasilkan sekitar 90 persen minyak nabati dunia dan yang paling banyak adalah dari tanaman kelapa sawit.

Kelapa sawit, tambahnya, bukanlah tanaman musiman seperti ketiga tumbuhan lainnnya. Sawit juga merupakan tumbuhan pohon sehingga lebih tahan terhadap perubahan iklim dan bisa menghasilkan saat musim hujan maupun kemarau.

Selain itu, produktivitasnya mencapai 10 kali lipat dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lain.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya