Sementara di sisi pangan, harga jagung, gandum, kedelai naik sekitar 30%.
Pemicunya tidak lain adalah konflik Rusia-Ukraina, karena selama ini, Indonesia mengimpor gandum dari Ukraina.
Presiden Jokowi menekankan agar seluruh pihak fokus pada kenaikan harga pangan karena dampaknya sangat besar.
"Jagung kalau naik (harganya), merembetnya keman-mana, harga telur naik, harga ayam naik. Kedelai naik juga larinya kemana-mana, harga tahu, tempe naik, inilah yang perlu saya ingatkan," jelasnya.
Presiden Jokowi menyebut jika dua masalah ini diabaikan, maka kenaikan inflasi akan membayangi Indonesia.
Adapun, dia mencontohkan beberapa negara yang inflasinya sudah meroket tajam.
"Hati-hati dengan inflasi, ini jadi momok semua negara. Meskipun kita naik sedikit, bisa kita kendalikan. Kalau lihat, ada negara yang inflasinya di atas 7%. Amerika Serikat sekarang 8,3% biasanya 1%. Ini problem besar semua negara," imbaunya.
Bahkan menurutnya, ada 60 negara yang akan mengalami kesulitan keuangan dan ekonomi akibat tidak bisa mengendalikan situasi tidak pasti di dalam negeri.
"Itulah yang perlu saya ingatkan. Jangan sampai kita merasa normal, padahal keadaannya tidak normal, tidak pasti," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)