Dengan semakin terbatasnya kebijakan fiskal dan moneter, ia berpendapat reformasi struktural sangat penting untuk mendorong pertumbuhan, termasuk menciptakan ruang fiskal melalui reformasi pajak, memperluas belanja yang mendukung pertumbuhan dan reformasi, serta membiayai investasi publik untuk memblokir kesenjangan infrastruktur yang sangat kritis.
Di sisi lain untuk mengembangkan industri hilir, menggantikan pembatasan perdagangan yang ada saat ini dengan bauran perdagangan fiskal, lingkungan bisnis, pengelolaan lahan dan kebijakan infrastruktur akan menjadi vital.
Memprioritaskan reformasi lingkungan bisnis untuk mendukung usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar bisa mengakses kredit dan melakukan formalisasi juga penting, katanya.
"Begitu pula dengan transisi digital untuk mengatasi dampak buruk pandemi akan sangat penting untuk mendorong pertumbuhan dan produktivitas, serta daya saing Indonesia," tutur Satu.
(Taufik Fajar)