Rupiah Tertekan ke Rp15.000/USD, Begini Dampak pada Ekspor-Impor RI

Anggie Ariesta, Jurnalis
Rabu 06 Juli 2022 11:24 WIB
Rupiah. (Foto: Reuters)
Share :

JAKARTA - Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia mencatat rupiah nyaris menyentuh Rp15.000 per USD.

Senior Executive Vice President PT Bank Central Asia Tbk, Branko Windoe menuturkan bahwa pelemahan rupiah baru sekitar 4%, jika dibandingkan Yen justru belasan persen pelemahannya.

"Rupiah karena ada faktor unggulan ekspor ini masih terjaga pelemahannya itu nggak liar, masih gradual dan masih dalam batas kewajaran," ujar Branko dalam Market Review IDX, Rabu (6/7/2022).

 BACA JUGA:Rupiah Melemah ke Rp15.000/USD, Sri Mulyani: Indonesia dalam Kondisi Baik

Pelemahan wajar tersebut nampaknya juga berpengaruh dalam beberapa sektor usaha.

Branko menilai eksportir memang senang saja jika rupiah melemah karena pemasukan yang diterima dolar lalu dikonversi mereka mendapat rupiah lebih banyak.

"Kebalikannya untuk importir ini adalah suatu yang harus diantisipasi, kita selalu rekomendasikan yang impor untuk selalu meng-hedge ya dari exposure yang dia punya," jelas dia.

Adapun berita baiknya, biaya hedging sangat rendah sekitar 1-1,2% untuk premi.

Selain itu juga ada instrumen Domestic Non Deliverable Forward (DNDF).

"Dua instrumen itu selalu tersedia di pasar dan tentunya kita selalu rekomendasikan exposure itu di hedge, karena kan lagi murah ya bisa disesuaikan harganya," bebernya.

Branko membeberkan bahwa tipe pengusaha di Indonesia itu macam-macam. Artinya, untuk pengusaha asing dia memperhatikan hedging-nya, sedangkan di kawasan bervariasi.

"Nah dari lokal ini hedging nya itu sangat rendah ya, tingkat hedging nya bisa dibilang belum menyamai dari global maupun kawasan, banyak yang masih terbuka," pungkasnya.

Sehingga, Branko merekomendasikan untuk dari sekarang mengatur nilai, jangan sudah harga dibawah lalu diborong.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya