JAKARTA - Wall Street ditutup anjlok pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Wall Street melemah setelah investor mencerna data inflasi AS yang lebih panas dari perkiraan, yang memicu kekhawatiran bahwa Federal Reserve (Fed) dapat menaikkan suku bunga utama sebanyak 100 basis poin akhir bulan ini.
Melansir Antara, Kamis (14/7/2022), indeks Dow Jones Industrial Average merosot 208,54 poin atau 0,67%, menjadi menetap di 30.772,79 poin. Indeks S&P 500 melemah 17,02 poin atau 0,45%, menjadi berakhir di 3.801,78 poin. Indeks Komposit Nasdaq kehilangan 17,15 poin atau 0,15%, menjadi ditutup pada 11.247,58 poin.
Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor industri dan jasa komunikasi masing-masing terpangkas 1,2% dan 1,07%, memimpin penurunan. Sektor konsumen non-primer dan kebutuhan pokok konsumen masing-masing naik 0,86% dan 0,01%, hanya dua kelompok yang menguat.
Sementara ketiga indeks ekuitas utama AS memantul dari posisi terendah yang dicapai di awal hari, dan kadang-kadang naik tipis ke wilayah positif sepanjang sesi, semuanya merah pada bel penutupan.
Pertumbuhan harga konsumen tahun-ke-tahun dipercepat menjadi 9,1%, angka terpanas sejak November 1981, didorong oleh lonjakan bulanan 11,2% dalam harga bensin.
Laporan tersebut meningkatkan kemungkinan bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga, bahkan lebih dari 75 basis poin yang diperkirakan sebelumnya. Pedagang berjangka yang terikat dengan target suku bunga dana Fed sekarang telah memperkirakan kemungkinan kenaikan yang lebih besar, 100 basis poin, pada pertemuan kebijakannya akhir bulan ini.